Kamu punya caramu. Ini caraku. - Nyovika

Kamis, Desember 15, 2011

Aurora Milik Scorpio [Prolog]

Cerita ini dibuat waktu pertengahan aku UAS :)

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Kamu tau apa itu?" tanyanya padaku yang masih terlihat bingung, sambil melihat kemana arah telunjuknya.

"Kamu nunjuk apa sih?" wajahku masih terlihat cengo mencari-cari.

"Itu bintang! Rasi bintang scorpio!"

"Mana?" suaranya terdengar penasaran.

"Lihat dari sini makanya!" ucapnya lagi sambil menunjuk teleskop didepannya.

Aku menurutinya, kemudian memajukan wajahku ke ujung teleskop. Berulang kali aku menanyakan yang mana rasi bintangnya??

"Yang itu yang kayak huruf 'J' besar banget masa nggak keliatan?"

"Ahh. Darimana kamu tau itu rasi bintang scorpio?? Mungkin aja hanya kebetulan bintang-bintang itu disitu." kataku dengan melipat tangan didepan dada. Menyembunyikan ekspresi kesalku yang tidak menemukan apa yang ingin dia perlihatkan.

Dia hanya menatapku sekilas, kemudian memikirkan perkataanku. Langkahnya kembali mendekati teropong bintang itu sekali lagi, dan memfokuskan pandangannya.

Dia takut dia salah. Sudah lama dia ingin melihat rasi bintang scorpio secara langsung.

"Aku yakin itu rasi bintang scorpio! Kamu tau, aku pernah mendengar cerita tentang Scorpio. Kamu mau dengar?"

Aku yang melihatnya keheranan hanya mengerutkan kening, kemudian berkata,"apa?"

"Hemmm." dia menarik napas,"dulu sebelum scorpio jadi rasi bintang, dia adalah kalajengking raksasa yang di suruh oleh seseorang bernama Apollo untuk mengejar Orion. Orion itu kekasih Aurora, dewi fajar."

"Lalu? Kenapa Orion dikejar?" tanyaku dengan kening tetap berkerut.

"Kerena dia pernah sesumbar akan memusnahkan semua hewan buas dibumi, dan mempersembahkannya untuk Aurora."

Aku hanya diam, menunggunya meneruskan cerita.

"Scorpio saat itu akan membunuh Orion, sampai akhirnya ada seorang bernama Diana datang, dia suruhan Aurora untuk melindungi Orion. Dia berniat untuk membunuh Scorpio dengan bidikan panahnya, tapi malah meleset dan mengenai Orion." katanya sambil menunjukkan wajah gembira.

"Hey kenapa wajahmu malah senang? Orion meninggal kan?" tanyaku semakin heran.

"Jelas! Itu berarti yang menang Scorpio!" senyumnya melebar.

Oh jadi begitu, pikirku. Sahabatku yang satu ini benar-benar penggila Scorpio ya? Sampai-sampai dia tau sejarah tentang Scorpio.

"Eh tapi sebenernya cerita kamu agak nggak jelas! Buat apa coba Apollo nyuruh Scorpio ngejar Orion? Lalu siapa Diana yang tiba-tiba dateng dan mau bantu Aurora?" kataku mengingat dengan seksama ceritanya.

Dia kelihatan berfikir. Sepertinya dia memang kurang jelas menceritakannya, mungkin karena memori otaknya tidak sempat menyaring cerita yang diambil dari buku itu seutuhnya. Tapi yang menarik baginya memang hanya itu. Saat ada Scorpio, saat ada Aurora, dan saat Scorpio menang.

Dia menatap ke arahku, kemudian tersenyum.

"Ah itu nggak penting." dia merangkul pundakku,"yang penting itu aku suka tokoh Aurora dan aku suka Scorpio menang." katanya tidak mau kalah denganku.

"Ha?" pandanganku masih terlihat jelas seperti orang setengah sadar yang tidak bisa menelan omongannya mentah-mentah melainkan harus di lumat susah payah, "maksud kamu…"

"Astaga! Hampir jam sembilan. Aku pulang dulu yah. Dahhh." dia berlari kesebelah rumah yang memang rumahnya setelah melihat jam di tangannya.

*

Dia adalah sahabatku. Sudah hampir delapan tahun lebih aku mengenalnya sejak duduk di bangku TK. Setiap hari kita bersama, dari rumah, berangkat sekolah, waktu disekolah, hingga pulang kerumah lagi. Dia berangkat naik motor dan aku di boncengnya. Terkadang aku menggantikan jika dia lelah. Kita sering pergi bersama walau hanya sekedar mencari udara segar. Pernah waktu masih duduk di Sekolah Dasar, ada tugas menggambar binatang disekolahku. Dia menggambar satu kalajengking besar. Dan aku ikut menggambar kalajengking karena saat itu aku bingung mau menggambar apa. Banyak hal yang sama-sama kita sukai, seperti sama-sama menyukai soto ayam, tetapi tidak suka makan soto ayam pada malam hari dengan alasan aura soto ayam pada malam hari itu tidak bagus dan rasanya pun juga tidak akan enak. Dan tidak jarang kami memasak nasi goreng sendiri pada malam hari, kalau memang tidak ada makanan lain selain soto. Aku dan dia juga sering berhubungan via telephon karena tugas yang menumpuk dan PR yang sukar dikerjakan. Pada akhirnya akan membuat kami sama-sama melupakannya.

"Hay sayang!" sapanya padaku di depan pintu gerbang SMP setelah memarkirkan sepeda.

"Ih jangan sampe kita dikira aneh ya kalo ada yang dengar!" kataku pura-pura memasang wajah serius.

Dia malah tertawa kencang, "tenang sejauh ini aku masih cewek tulen yang normal! Heheh."

Aku selalu merasa nyaman ada didekat dia. Begitupun dia, kurasa.

"Ssst." bisiknya pelan ditengah pelajaran PKn.

Aku hanya meliriknya dengan sorot bertanya.

"Aku punya cerita soal Scorpio yang lebih menarik dari pada Masa Orde Baru atau Reformasi! Mau denger?" tanyanya santai disebelahku tanpa menatapku.

Aku membelalakkan mata. Bercerita tentang Scorpio? Apa sajalah. Setidaknya cerita-ceritanya tentang Scorpio memang menarik. Akupun mau mendengar.

"Dulu rasi bintang itu dipakai pelaut untuk penunjuk arah. Dan rasi bintang Scorpio selalu menunjuk arah Timur dan merupakan penunjuk arah Timur."

Aku diam menyimak cerita.

"Dan kamu tau apa fakta yang baru aku perkirakan sendiri??" ucapnya sambil tersenyum sok misterius.

"Apa memang?" tanyaku datar.

"Timur adalah arah matahari terbit!"

Aku masih memandangnya, menunggu kelanjutan kata-katanya.

"Kalau Scorpio penunjuk arah Timur. Dan Timur adalah arah matahari terbit. Bintang kita kan Scorpio, jadi aku ngambil kesimpulan bahwa kita ditakdirkan untuk selalu terbit, mengisi dan menyinari dunia!" senyumannya terurai lagi, dengan wajah penuh imajinasi.

"Astaga. Khayalanmu luar biasa." kataku dengan sorot terkagum yang sedikit di buat-buat.

"Memang Scorpio selalu luar biasa." senyumnya masih mengarah kepadaku.

*

Cerita-cerita tentang Scorpio, dan segala perangkatnya seperti kalung dengan bandul Kalajengking, gelang hingga anting, bahkan kaos kaki bergambar kalajengking masih sering aku pakai. Yang aku beli bersama-sama dengannya. Kini aku semakin jarang mendengar ocehanmu tentang zodiak kita itu. Hampir tidak pernah mendengar apa-apa yang berhubungan dengan makhluk yang kadang berbahaya itu ditelingaku.

Ada yang berbeda mulai terasa. Ada yang berubah. Sebenarnya dia kenapa? Semangatnya yang menggebu-gebu ketika bercerita tentang Scorpio, tidak lagi terasa. Kenapa?

Kata-kata lain yang masih aku ingat darinya,"…untuk selalu terbit, mengisi dan menyinari dunia, itu berarti kamu tau? Scorpio selalu mendampingi Aurora dan begitu sebaliknya. Aku punya idola baru selain Scorpio! Itu Aurora." senyum yang mengembang diwajahnya masih aku ingat dengan jelas.

Taukah kamu? Aku mulai merindukanmu.





inspirated by puisi Yolla DLL :


Merindukan Yang Dulu
oleh: Yolalanda Dhea L.L.



Menatap langit yang mendung

meraih harapan untukku

yang selalu kesepian tanpa senyummu lagi

aku hanya sebatang kara, disini…

di bumi ini….

Mungkin sudah sekian lama aku…

Mengikuti hatimu sobat…

Rerumputan sebagai saksinya

batu-batu karang menyaksikannya…

Luapan emosi pada diriku

yang mengharap uluran tangan

darimu…

Kini aku tak bisa…

Kini aku tak sanggup

tertawa, sedih, gembira bersamamu

karna kau bukan yang dulu


 

1 komentar:

  1. aku belum baca sampek habis sehh, :p tapi excelent lahh :) terus berkarya pikk (9^^)9

    BalasHapus

Social Profiles

Twitter Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

Download

Apapun proses yang tengah kamu jalani, percaya deh! Kamu hebat :)

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Angka Hoki

Cari Blog Ini

Translate

Laman

BTemplates.com

About

Copyright © Here I Am | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com