"Terkadang kekhawatiran yang berlebihan malah tidak terjadi."
Aku lihat kemarin raut wajahnya, cemas menunggu anak semata wayangnya tak kunjung pulang. Menengok keluar pagar ketika ada motor yang melaju semakin pelan. "Kukira kau nak, ternyata bukan."
Aku lihat kemarin jemari tangannya tak bisa diam, saling bertaut seperti tak mau dipisahkan. Eh, kadang dipisahkan, untuk memegangi lengannya persis seperti tanda orang kedinginan. Sesekali kaget menoleh jika ada orang jalan kaki yang melewati rumahnya. "Kukira kau kebingungan tak bisa pulang, hingga memutuskan jalan kaki, ternyata bukan."
Aku lihat kemarin lantai yang sebelumnya bersih karna selesai di pel, kok cepat sekali sudah kotor lagi, agak basah dan jejak kaki dimana-mana. Banyak jejak kaki, tapi hanya ada satu orang ibu usia kisaran 40 tahunan. Dari mana lagi asal jejak kaki itu kalau bukan karna beliau yang jalan-jalan, mondar-mandir keluar dan masuk meski tau diluar sedang rintik dia tetap menerobos. Melihat anak-anak berlarian bermain hujan. "Kukira kau tengah kedinginan karna hujan nak, ternyata bukan."
Resah yang tak bisa ia sembunyikan, hujan yang tak bisa ia hentikan, kekhawatiran yang tak dapat ia terjemahkan, lelah yang tak lagi ia rasakan, mengantuk yang tak dapat terpejam, lapar yang tiba-tiba penuh sesak kecemasan.
"Kenapa kau tak kunjung pulang, nak."
Aku lihat kemarin raut wajahnya, cemas menunggu anak semata wayangnya tak kunjung pulang. Menengok keluar pagar ketika ada motor yang melaju semakin pelan. "Kukira kau nak, ternyata bukan."
Aku lihat kemarin jemari tangannya tak bisa diam, saling bertaut seperti tak mau dipisahkan. Eh, kadang dipisahkan, untuk memegangi lengannya persis seperti tanda orang kedinginan. Sesekali kaget menoleh jika ada orang jalan kaki yang melewati rumahnya. "Kukira kau kebingungan tak bisa pulang, hingga memutuskan jalan kaki, ternyata bukan."
Aku lihat kemarin lantai yang sebelumnya bersih karna selesai di pel, kok cepat sekali sudah kotor lagi, agak basah dan jejak kaki dimana-mana. Banyak jejak kaki, tapi hanya ada satu orang ibu usia kisaran 40 tahunan. Dari mana lagi asal jejak kaki itu kalau bukan karna beliau yang jalan-jalan, mondar-mandir keluar dan masuk meski tau diluar sedang rintik dia tetap menerobos. Melihat anak-anak berlarian bermain hujan. "Kukira kau tengah kedinginan karna hujan nak, ternyata bukan."
Resah yang tak bisa ia sembunyikan, hujan yang tak bisa ia hentikan, kekhawatiran yang tak dapat ia terjemahkan, lelah yang tak lagi ia rasakan, mengantuk yang tak dapat terpejam, lapar yang tiba-tiba penuh sesak kecemasan.
"Kenapa kau tak kunjung pulang, nak."