Hai.
Yang mau menatapku diantara banyaknya orang yang memunggungiku.
Yang memberiku uluran tangan kedepan diantara banyaknya tangan yang sengaja mendorongku.
Yang merapal kata lembut diantara kalimat keras mereka yang tak mau kalah.
Yang mendengarku diantara banyaknya orang yang memaksaku "diam dan dengarlah!"
Percayalah bukan aku yang berusaha menunjukkan hal-hal baik padamu. Hanya saja Tuhan sedang mengirimkan butiran cahayanya yang secara ajaib menarik sudut-sudut bibirku ikut tersenyum, secara ajaib membuka kedua mataku lebih pagi dari biasanya, secara ajaib menggerakkan jari-jariku untuk mencoba resep makanan ringan kesukaanmu, secara ajaib memutar pikiranku selalu kembali pada sorot dibalik kacamata dan senyummu, terakhir entah yang ini sengaja atau tidak, juga secara ajaib menerbangkan sedikit ujung-ujung gaunku hingga membuatku tersipu malu-malu.
Jika ada saat yang tepat untuk sebuah kedatangan itu kamu.
Jika ada wujud yang dapat menggambarkan beberapa imajinasi indahku itu kamu.
Jika ada pusat pusaran misterius yang akhirnya ditemukan itu kamu.
Jika ada rasa yang mewakilkan embun dan sisa-sisa hujan waktu fajar itu kamu.
Percayalah bukan aku yang berusaha mencari-cari perhatianmu. Hanya saja Tuhan sedang giat meniupkan benih dandelionnya yang secara ajaib menumbukan semangatku berangkat kerja tiap hari, secara ajaib menumbuhkan satu kotak makanan di meja demi camilan siangmu, secara ajaib menumbuhkan lagu serta puisi sok puitis. Percayalah itu bukan aku, aku hanya dijebak. Dijebak Tuhan dalam takdir lucunya yang kadang membuatku terlihat bodoh.
Jadi, kamu percaya kan?
0 komentar:
Posting Komentar