Minggu, September 15, 2019
25 Agustus 2019
Sabtu, September 14, 2019
Jadi Apa Yang Menarik Dari Jendela Siang Ini
Jadi, kenapa kamu terus menghadap ke jendela?
Ya, karena aku tidak mau lihat wajah-wajah cemas mereka.
Aku tidak mau lihat ekspresi-ekspresi ingin tau mereka.
Terakhir kali ada yang mengulik tentangku, dia pula lah yang membuat rahasiaku terbongkar.
Dia juga yang membuat merpati-merpati yang sejak tadi diam jadi terbang berhamburan.
Dia juga yang membuat cermin yang bening sejak tadi jadi pecah berkeping.
Dia juga yang membuat lantai bersih disini sejak tadi jadi penuh jejak kaki orang yang berlari.
Tau kenapa?
Karna dia tau tentang sesuatu yang tak seharusnya dia tau.
Sudah pernah kubilang, jangan bermimpi jadi Ikarus yang akan berkesan baik akhirnya.
Sudah tau dia jatuh sebab terbang dengan sayapnya terlalu tinggi, hingga matahari membakar sayapnya. Namun tetap dikenang.
Beda denganmu, kalau sudah terbang terlalu tinggi dan jatuh. Jelas kau lenyap.
Lenyap bersama rasa ingin taumu, lenyap bersama rasa percayaku.
Rabu, September 11, 2019
Ada Yang Belum Hilang
Empat pagi Sabtu tadi, kutemukan ponsel yang sedikit basah.
Ada yang berbeda dengan wajahku, lembab berbentuk aliran, kurasa ada yang baru pergi.
Kucoba ingat apa yang sudah terjadi, ternyata kau ada.
Memandang syahdu, disitu ada aku.
Entah sudah berapa banyak, sampai jariku habis terhitung tak kunjung ku tau ini kali keberapa kulihat kau ada dihadapnku.
Kulihat kau di atas tempat tidur, menyambutku pulang.
Kulihat kau di dapur pagi menyiapkan hal-hal.
Kulihat kau dalam mimpi yang menggugah sesalku.
Aku masih disana melihatmu terdiam lemah.
Tak sanggup mengatakan hal yang harusnya sudah dikatakan sejak lama.
Karna ketakutanku yang tak beralasan jelas.
Namun yang nyata, tak ada rasa membaik.
Seharusnya ku katakan sejak dulu.
Seharusnya gengsiku lebih kecil dari ini.
Seharusnya pikiranku lebih jernih dari ini.
Seharusnya kau adaa disini..
Seandainya ku katakan sejak dulu..
Maaf.
Jumat, September 06, 2019
Telak
Realistis itu perlu.
Sedang dia tak selalu nyata. Tak selalu ada.
Kamu perlu pikirkan dirimu sendiri, diluar kegiatan menunggumu yang tak jelas sampai kapan.
Kamu selalu punya alasan menunggu yaitu janjinya, sedang dia juga selalu punya alasan untuk bertahan jauh disana karna berbagai alasan yang mengharuskannya bertahan dan hal-hal lain yang membuatnya ingin tak kembali.
Kamu bukan alasannya,
Dia pergi atas keinginannya, bukan karna kamu.
Maka terima saja kalau memang dia tidak dikembalikan padamu.
Janji tergerus waktu lama-lama akan hilang. Ingatannyaa sudah terpenuhi hal-hal baru yang perlahan meletakkan ingatan tentangmu disudut paling jauh.
Janji termakan waktu akan habis. Dia telah makan hari-hari baru disana dan telah menelanmu telak.
Download
Popular Posts
-
Hai. Yang mau menatapku diantara banyaknya orang yang memunggungiku. Yang memberiku uluran tangan kedepan diantara banyaknya tangan yang s...
-
Selamat tahun baru, mari menambah bacaan baru. Walau bukunya bukan terbitan baru, tapi isinya tetap baru karna saya baru baca. Buku karya ...