Kamu punya caramu. Ini caraku. - Nyovika

Selasa, April 17, 2018

17-4-2018 (08:12)

Saya masih ditempat dimana kalau nyapu pagi hari, sedangkan biasanya ada yang nyapu dari OB nya. Terus kok sekarang disapu sendiri itu katanya so sweet. Aku heran so sweet nya dimana, mana bilang nya sambil agak keras sama ketawa gitu. Lucu?
Aneh. Nyapu aja lucu. Padahal ya, karna hari itu kebetulan nggak disapu dan ada yang risih kalau tempat kerjanya kotor, ya disapu deh, kenapa?

Aku masih disini, tempat dimana kalau kerja rajin di cie-cie. Kalau kerja nggak rajin di salah-salah.
Ya, masih disini, yang beberapa obrolan masih yang garing. Yah lebih garing aku sih sebenernya. Mungkin itu kenapa kadang aku nggak terlalu menganggap mereka lucu, karna mereka kurang garing.

Intinya bukan pada nyinyir ke orang-orangnya sih. Aku sadar kalau karakter orang itu beda-beda, hidup mereka terserah mereka. Aku mah walaupun nggak suka sama orang, sampai sekarang cepat lambat aku ngerasa aku nanti bakal bisa menyesuaikan diri *kayak motivasi gitu*. Cuma kalau masalah suka atau nggak sukanya ini kan sulit di ubah. Kalau orang dari awal udah nggak suka (mau sedikit atau banyak), mau dia berbaur dengan kondisinya saat itu, tapi dalem hati pasti masih ada yang perasaan nggak nyaman kan.

Apalagi kalau lingkungannya itu obrolannya nggak terlalu bernilai. Nilai apa? Nilai seratus? Bukan.
Cuma ya obrolan yang kadang nggak terlalu penting, kadang merujuk ke perorangan atau rasan-rasan, dan bukan hal positif. itu buat apa? Tapi banyak juga yang kayak gitu. Aku sering ada diantaranya dan ikut nimbrung kalau lagi mood *bodoh*. Lah gimana aku tiap hari ketemu mereka eh.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, itu sama sekali bukan hal yang menyenangkan dan agak membosankan. Nggak ada energi positifnya yang nyalur ke aku. Aku jadi ngerasa gini-gini aja. Ngerasa nggak fungsi aja.
Apa yang lebih buruk dari diri yang nggak berubah dari kemarin ke hari ini?
Kadang aku suka kecewa sama diri sendiri perihal sesuatu yang sengaja aku lakukan dan menjadikan lingkungan sebagai alasan aku melakukannya. Jahat ta aku.

Lingkungan kok dijadikan alasan. Padahal kalau aku yang melakukan ya harusnya itu salah aku sendiri. Tapi lingkungan kan juga berpengaruh, orang-orangnya juga. Tapi ya salah sendiri mok ikutin vik? Yakan.

Iya lah salah aku sendiri, mau salah siapa lagi. Mungkin mereka suka bercanda, dan aku mestinya bisa gitu. Tapi kadang bosen aja sama bercandaan yang kayak gitu.
Dilakukan berulang dan gini-gini aja. Malah kalau kelamaan dengan bercandaan yang sama malah bisa kelewatan. Giliran mau minta saran yang beneran, yang serius gitu jadi nggak dapat jalan keluar malah jadi bercanda.

Oke kalau melakukan sesuatu serius terus, malah stress, cepet mati bisa, itu mungkin sih. Ya tapi kalau banyak bercanda? Apa bedanya? Kebanyakan ketawa, muncul garis diwajah, keliatan tua, terus kalau tua? Deket sama apa? Deket sama mati.
Tapi prosesnya lebih cepet kalau orang stress ya ke mati nya. Tapi mati kan takdir yang nggak bisa diubah, nggak gara-gara stress atau ketawa juga.

Apa sih yang bakal bisa bikin kamu berubah vik? Dari ke plin-planan mu yang sekarang?
Keluar dari zona nyaman juga belum berani, terus apa? Kamu mau nuntut apa? Ke siapa? Juga nggak bisa kan.

Jalanin aja dulu, nggak ngeluh *mana bisa*
Jalan juga udah kok. Jalan ditempat maksudnya.

Nah itu! Tinggal kamu aja yang milih jalan ditempat apa jalan ke depan.

Walau jalan ditempat dan jalan ke depan sama-sama menyehatkan, tapi efeknya beda.
Jalan ditempat yang kamu liat itu-itu aja. Kalau jalan ke depan pasti berubah-ubah deh yang diliat. 

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

Download

Apapun proses yang tengah kamu jalani, percaya deh! Kamu hebat :)

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Angka Hoki

Cari Blog Ini

Translate

Laman

BTemplates.com

About

Copyright © Here I Am | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com