Kamu punya caramu. Ini caraku. - Nyovika

Rabu, Oktober 26, 2011

Bahagia Untuk Mengingatmu



Apa yang masa depan dapat tawarkan kepada kita selalu jauh lebih berharga dari apa yang masa lalu telah ambil dari kita. -Twitter-

Waktu. Kata singkat yang sering tak bertanggung jawab dalam kehidupan. Di setiap keadaan dia ada, saat senang bahkan saat susah. Tapi apa? Dia tak pernah mau ikut campur. Setelah melihat semuanya, ia pergi. Tak pernah kembali lagi. Bahkan bagaimanapun kita meminta, ia tak akan pernah kembali.

Terlihat jelas lelaki parubaya dengan kaos putih dan celana jeans selutut tengah duduk sendirian di sofa rumahnya, menatap lurus keluar jendela kaca rumahnya yang terbuka, pandangannya terfokus, tapi yang dilihat sama sekali tidak terfokus. Seperti…melamun.

Memang bukan sedang fokus melihat sesuatu, tetapi sedang fokus memikirkan sesuatu. Bayangan itu kembali muncul di dalam kepalanya. Segala pikiran tentang dia kembali merasuk dan menyebar di seluruh tubuhnya. Sedikit pening ia rasakan dikepalanya sendiri, dan jantungnya berdebar ketika mengingat itu.

Perlahan ia berdiri, memerintah tubuhnya sendiri untuk mengambil kotak album yang sengaja di letakkan di meja ruang tengahnya. Membiarkan dirinya untuk mengingat dan mengenang setiap kebiasaan yang pernah ia lakukan hingga lekuk-lekuk parasnya.

Dibawanya kotak album itu ke sofa, kemudian dibukanya kotak album yang telah berada ditangannya, terlihat warna gambar pada penutup kotak album itu sudah mulai memudar. Diam sejenak melihat isi kotak itu, ia mengambil album foto didalamnya, kemudian meletakkannya di sisi meja yang kosong. Dan ada benda lain di dalamnya ternyata, bukan album foto tapi sebuah buku. Buku bersampul merah jambu seukuran buku tulis biasa.

Tangannya mulai tergerak untuk membuka halaman pertama, gambar gadis kecil itu terlihat cantik dengan ulasan senyum di bibirnya. Masih teringat, itu foto waktu ulang tahun ke 10 nya yang sengaja ia tempelkan di halaman pertama bukunya.Gadis kecil yang manis tengah berbahagia saat itu.

Halaman selanjutnya, terdapat tanggal di baris pertama.

8 Desember 2009.

Mobil bercorak abu-abu itu berhenti setelah memasuki gerbang rumahnya. Bisa di dengar dari luar mobil bahwa orang-orang didalamnya sedang tertawa.

Beberapa saat kemudian lelaki parubaya itu turun, beralih ke sisi mobil, membukakan pintu untuknya layaknya seorang putri. Tanpa rasa canggung gadis itu melompat ke tubuh sang ayah.

"Ayah, besok aku mau diajak ke kebun bnatang lagi yaa." ucapnya bersemangat.

"Iya, besok kita kesana lagi." senyuman bahagia terlihat dibibirnya.

Bukanlah kebahagiaan yang terhingga, melihat anak satu-satunya itu tersenyum sepanjang hari.

Rintik hujan membasahi jalan raya depan sekolahnya. Udaranya dingin. Terlihat bibirnya bergetar, lama sekali batinnya. Gadis kecil yang baru duduk di bangku kelas empat sekolah dasar itu hanya sendiri di depan pintu gerbang sekolahnya.

"Ayah, lama sekali." suaranya lirih, berharap ayahnya akan mendengar mungkin bisa melalui telepati.

Ia menggosokkan kedua telapak tangannya pada lengannya sendiri, tanda bahwa ia kedinginan. Hari mulai petang. Rasa takut sedikit tumbuh dalam batinnya. Tanpa ia sadari dengan pasti, tak tau sejak kapan, air matanya sudah menetes. Ia tak tau, mungkin karena kulitnya sudah hampir mati rasa karena udara efek dari hujan yang sejak tadi masih belum mereda. Takut. Perasaan itu semakin banyak menguasainya.

Matanya mulai menyipit, kemudian mengerjap pelan. Lampu kuning dari mobil yang bejalan ke arahnya, membuatnya sulit membuka matanya secara wajar. Tetapi sesaat kemudian ia merasa lega, karena disadarinya bahwa itu mobil sang ayah.

"Ayah!! Kenapa lama sekali!" omelnya dengan tampang marah, sama sekali tak menunjukkan ketakutannya.

"Maaf sayang, jalannya macet." ucap sang ayah tergopoh. Memakaikan jaket untuk putrinya yang pasti sudah kedinginan.

Walaupun ia terlihat marah, tetapi nyatanya rasa takutnya tidak bisa ia sembunyikan dari ayahnya. Walaupun ia terlihat marah, tetapi nyatanya kelihatan jelas matanya yang sembab khas orang yang baru menangis. Pasti ia ketakutan, batin sang ayah.

***

Masih lelaki parubaya yang tadi, tenggorokannya mulai dirasa kering. Ia beranjak dari sofa untuk kemudian membuka lemari kecil di dapurnya. Mengambil bubuk kopi susu instan dan segelas air hangat untuk menjadi minumannya.

Angin yang masuk lewat jendela rumah tadi ternyata mampu membalikkan lembaran buku itu. Lembar satu dan yang lainnya berganti dengan cepat. Hingga kecepatan angin itu menurun, menghentikannya di satu halaman.

22 Desember 2011

Orang yang sabar menjagaku, itulah ayahku

Orang yang setia disampingku, itulah ayahku

Orang yang mampu menghilangkan kesedihanku, itulah ayahku

Maaf,

karna aku tidak hanya sekali membuatmu kerepotan

Mengantar dan menjemputku sekolah

Menemaniku sarapan

Menyempatkan waktumu untuk menelponku, menanyakan kabarku

Membenahi selimutku sebelum aku tidur

Aku sayang ayah!!

Ini khusus aku tulis untuk ayah, ketika teman-temanku menulis kartu ucapan untuk ibunya di hari ibu,

maka aku akan menulisnya untuk ayah.

Ketika tidak aku jumpai hari ayah, maka aku akan membuat setiap hari adalah hariku bersama ayah.

Tak akan melewati satu haripun tanpamu.



Untuk ibu disurga, aku tau kau pasti tau betapa aku dan ayah mencintaimu.

Bahagialah disana, dan bahagialah melihat aku dan ayah bahagia :)

Matanya tertuju pada halaman yang tidak sengaja dibuka oleh angin. Angin membuat lekukan kecil dibibirnya. Kembali mengingat kala itu, yang ia rasakan sebagai kekalahannya sebagai seorang ayah yang harus lemah melihat gundukan tanah yang ditumpukkan untuk menutupi raga sang anak. Karena kecelakaan tragis itu telah membuktikan kekuasaan Allah, bahwa semuanya akan kembali padaNya, bahkan apa yang paling ia cintai. Satu yang bisa di lakukan untuk mengimani-Nya. Ikhlas.

Ia berusaha untuk meyakini apa yang masa depan dapat tawarkan kepada kita selalu jauh lebih berharga dari apa yang masa lalu telah ambil dari kita.

Untuk istriku dan putriku, aku tau kalian pasti tau betapa aku amat sangat mencintai kalian.

Bahagialah disana, dan bahagialah melihat aku bahagia.

Karena aku bahagia untuk mengingat dan selalu mengenang kalian :)

8 komentar:

  1. Ceritanya mengharukan, keren keren sumpah

    BalasHapus
  2. hehe, makasih lho Abi Says Drunk :)

    BalasHapus
  3. cerpen kmu bagus bgt, salam kenalyah aku penulis pemula hihihi

    BalasHapus
  4. Jimmy_ hehe, salam kenal juga. Sama aku juga masih pemula :)

    BalasHapus
  5. hihihi follow blog ku juga donk sama kasih komentar http://kakjapra.blogspot.com/ :)

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Kevin Yo_ iya karangan sendiri. terima kasih :D

    BalasHapus

Social Profiles

Twitter Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

Download

Apapun proses yang tengah kamu jalani, percaya deh! Kamu hebat :)

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Angka Hoki

Cari Blog Ini

Translate

Laman

BTemplates.com

About

Copyright © Here I Am | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com