Kamu punya caramu. Ini caraku. - Nyovika

Jumat, September 16, 2011

Tribute For



Hari ini ada pelajaran Fisika di sekolahku. Ya. Seperti biasa, karna aku nggak suka Fisika, jadi ya … emang biasa-biasa aja.
Tapi guru Fisika ku yang ini aku rasa sedikit nggak biasa. Beliau bernama Pak Edi, sudah dari kelas satu SMA aku di ajar olehnya. Pak Edi ini orangnya baik, ramah, pinter Fisika, ditambah murah ngasih nilai ke muridnya. Sifat terakhir yang aku sebutin, itu yang paling aku suka.
Setiap pelajaran Fisika beliau selalu memberi palajaran yang bermutu! Tapi maaf maaf aja, karna buat aku itu agak nggak menarik, sering bikin gondok gara-gara rumus-rumusnya yang ribet. -_-
Tapi beliau merupakan salah satu guru yang aku suka –bukan karna pelajarannya-. Menurut aku, beliau bisa di bilang sebagai salah satu pelopor nasionalisme *eaeaa. Hehe. Karna sepenglihatan aku, beliau sangat peduli dengan murid-muridnya juga masa depannya untuk Indonesia.
Setiap pelajaran Fisika, cukup sering beliau bercerita. Walaupun tidak di setiap pertemuan. Tapi aku suka inget sama beberapa ceritanya. Salah satunya ketika beliau bercerita tentang Lagu Balonku yang sempat menjadi perdebatan para ulama. Katanya, para ulama pernah protes pada yang menciptakan lagu berjudul Balonku. Katanya, warna-warna balon yang terdapat pada lagu tersebut yaitu hijau, kuning, kelabu, merah muda dan biru mempunyai arti masing-masing. Aku lupa artinya pokoknya ada politik, dan lain-lain gituu. Dan pada lagu itu yang meletus adalah balon hijau, dimana warna hijau adalah lambang para ulama. Ketika mendengarnya, teman-teman sekelasku malah tertawa. Dan ketika itu beliau juga berkata kira-kira begini: Ternyata ada ya orang yang seteliti itu apalagi sampai menganalisa arti warna dari lagu balonku. Kamipun kembali tertawa.
Lalu ada lagi, katanya di Amerika atau mana aku agak lupa, pernah ada orang penting gitu yang suka ngumpul kayak organisasi gitu lah. Ada yang pernah mengusulkan bahwa organisme mati yang tidak berguna lagi, sebaiknya dibuang keluar angkasa karena dengan begitu tidak akan memakan lahan di bumi. Begitupun manusia yang sudah mati, karena juga merupakan organisme mati juga sebaiknya di makamkan di luar angkasa. Tetapi itu tidak di setujui. Kata guru saya tadi, sekarang masih ada saja orang yang sangat tertarik dengan luar angkasa dan menelitinya. Tapi bagaimana kalau sudah jaman anak cucu kita? Ketika tau di luar angkasa temapat pembuangan organisme mati, mungkin tidak ada lagi yang ingin kesana,karena ketika sudah sampai sana mungkin mereka malah ketakutan, belum sempat meniliti mereka sudah harus bertemu ratusan atau bahkan ribuan pocong yang berlompatan. Kemudian per-film-an Indonesia akan berkembang, bukan hanya hantu kuntilanak yang suka bertengger di pohon, tetapi juga akan ada film Pocong atau Kuntilanak Luar Angkasa. Itu kembali membuat kita membayangkan dan tertawa. Haha.
Maish banyak cerita beliau yang menurut aku sangat menarik. Bener-bener suka aku dengernya. Sampai ada lagi cerita beliau yang terdengar seperti curhat. Awalnya beliau bercerita tentang yang berhubungan dengan Gerak Melingkar. Tentang tembakan Amerika saat berperang. Tembakannya mengarah tinggiiii sekali ke atas, kemudian akhirnya menukik kebawah, dan meledakkan tempat yang diserang seketika. Nah proses tembakan sampai menukiknya lah yang disebut dengan gerak melingkar. Lalu setelah menyampaikan rumus-rumus yang susah menurutku. Beliau berkata kira-kira begini: Saya itu ingin sekali ada ilmuan-ilmuan dari Indonesia juga untuk Indonesia. Beliau pernah bercerita juga tentang orang Indonesia, ilmuan-ilmuan yang sudah terkenal di kalangan dunia yang terlahir di Indonesia, tetapi sayangnya mereka bukan ikut mengembangkan Indonesia, tetapi malah Negara lain, seperti di Jepang, Malaysia, dan lain-lain aku lupa. Beliau ingin ada murid dari sekolahku yang bisa seperti itu, dan bisa mengembangkan Indonesia.
Beliau ingin anak-anak muda Indonesia itu pintar-pintar. Dan pemerintah bisa lebih memfokuskan pendidikan, untuk masa depan yang lebih baik untuk individunya ataupun Negara. Lalu beliau berharap coba saja di Indonesia semua sekolah RSBI seperti sekolahku, setidaknya itu akan membantu karena perkembangan kemampuan intelektual murid akan dapat lebih tinggi. Dan seketika murid-murid dikelasku berkata, kira-kira begini: kalau begitu nggak ada orang yang mau sekolah. Guruku malah kaget mendengarnya, dan berkata dengan nada kecewa. Menyanyakan kenapa demikian? Cepat teman-temanku dan aku menjawab Mahall Pak! Raut wajah kecewa semakin terlihat dari muka beliau. Sampai aku lihat, beliau bingung mau berkata apa. Sedikit kata yang aku ingat," saya sebanarnya cuma berharap kalau murid-murid Indonesia itu bisa pintar pintar. Tapi… kalau kalian sudah bilang mahal. Ya… sudah…saya nggak bisa ngomong apa-apa lagi". Aku dengernya juga sedih sih, iyaya, aku juga pingin orang-orang bisa pinter semua. Tapi gimana juga caranya? Aku nggak tau.
Ya, aku rasa kekecewaan itu mendasar. Seharusnya ada realisasi atau tindakan dalam harapan. Tapi kalau sendiri? Susah juga sih.
:(

 

2 komentar:

  1. hmmm... aku boleh kasih saran gak? itu tulisannya gak ada jeda buat pembaca-nya.
    Jadi buat pusing.
    Salam kenal yah.
    thx.

    BalasHapus
  2. terima kasih sarannya :)
    salam kenal juga.

    BalasHapus

Social Profiles

Twitter Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

Download

Apapun proses yang tengah kamu jalani, percaya deh! Kamu hebat :)

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Angka Hoki

Cari Blog Ini

Translate

Laman

BTemplates.com

About

Copyright © Here I Am | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com