Kamu punya caramu. Ini caraku. - Nyovika

Senin, Mei 07, 2018

Habis Pensil Kesepuluh

Aku sudah berusaha mengeluarkanmu yang kian banyak, kusalurkan dari dalam kepalaku menuju tanganku, bergetar turun menggerakkan jari-jariku, membebaskannya satu-persatu lewat pensil yang kugerakkan.

Lagi, lagi kulakukan berulang, agar namamu segera habis dari dalam kepalaku. Wajahmu tak lagi membayang pada anganku. Lewat goresan hitam pensil ke putih kertas. Aku mengusirmu.

Agar tak lagi penuh. Tak lagi sesak. Agar kepalaku punya tempat untuk memikirkan ingin masak apa esok pagi atau berapa sendok gula untuk kopiku bangun tidur nanti.

Tapi hingga habis pensil ke sepuluh, kenapa tak kunjung habis namamu?
Hingga penuh seluruh halaman bukuku, kenapa yang muncul tetap garis wajahmu melulu?

Banyaknya remahan pensil yang aku buat, satupun tak mampu memberiku alasan.
Namun mereka memberiku tawaran, walaupun bukan alasan yang mampu mereka beri, tapi mereka bisa memberi sedikit penjelasan.

Aku terima tawarannya.

"Bahwa sesuatu yang kau pelihara bukan akan mati tapi akan selalu tumbuh."
kata mereka.

Memang apa yang kupelihara?
Kutulis namamu hingga sepuluh kali dengan usahaku yang sepuluh kali.
Kemudian kulihat sepuluh nama yang telah kutulis, terekam dalam ingatan dan masuk ke dalam kepalaku(lagi).
Goresan senyum di lembaran milikku, tersenyum kepadaku, masuk ke kepalaku(lagi), menggerakkanku membalas senyum.
Aku memelihara setiap huruf namamu, setiap garis senyum bibirmu.
Memeliharanya dalam kertas, memeliharanya dalam ingatan.

Lalu bagaimana kau bisa habis? Kau sudah tumbuh terlalu banyak.

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

Download

Apapun proses yang tengah kamu jalani, percaya deh! Kamu hebat :)

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Angka Hoki

Cari Blog Ini

Translate

Laman

BTemplates.com

About

Copyright © Here I Am | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com