Kamu punya caramu. Ini caraku. - Nyovika

Selasa, April 24, 2018

Being Good Listener

Perlu beberapa usaha dalam mempertahankan ingatan.

Diluar, kamu dapat berbagai cerita, berbagai nasihat.

Hari ini aku bertemu bapak yang bekerja disalah satu perusahaan swasta. Seumuran ibuku, sudah agak tua tapi semangat belum terlalu tua sepertinya. Dia bercerita tentang, hm, apa ya namanya.
Sedikit motivasi.

Dia bilang bahwa perempuan sekarang bebeda dengan perempuan jaman istrinya dulu. Kalau dulu perempuan bisa berpikir nantinya akan ikut suami yasudahlah, kalau perempuan sekarang bisa jadi apa saja. Bisa jadi presiden, wakil gubernur dan lain-lain. Jadi seharusnya laki-laki dan perempuan bisa setara.

Perusahaan sekarang harusnya menilai seseorang dalam proses rekrutmennya sudah tidak mempertimbangakan orang ini anak siapa, keluarga siapa, ayahnya jabatannya apa. Harusnya sudah tidak.
Tapi yang dilihat dari perorangan itu adalah skill, skill, dan skillnya.
Seperti contoh anak bapak Presiden yang tidak lulus PNS maka sekolahlah lagi dia, menurut saya itu tindakan yang patut dicontoh.

Mental anak jaman sekarang ini kurang. Inginnya tinggi tapi maunya langsung jadi langsung tinggi. Padahal semua yang tinggi mulainya selalu dari bawah.
Itu kenapa penting melatih kepribadian, mental, karna itu alat. Jangan melulu takut bahwa ini semua tentang harga diri, tidak selalu seperti itu.

Jadilah fleksibel. Orang hukum sekarang kerja jadi humas, orang psikologi jadi marketing. Itu bukan hal jarang lagi. Bukan masalah. Orang sekolah itu melatih cara berpikir, proses, pengambilan keputusan. Nah nanti pada akhirnya, intinya jadilah fleksibel.

Banyak perusahaan swasta sekarang tidak merekrut orang dari anak siapa, teman siapa, melainkan dibuka umum dan melihat skill seorang itu.
Banyak-banyaklah menambah relasi, jaringan, jangan bertahan pada zona nyaman. Jangan merasa cukup.

Ketika kamu sudah merasa cukup dengan dirimu sekarang, maka habislah sudah. Padahal masih banyak yang bisa digali dari dirimu yang sekarang.

Read More

Hari Kartini Sabtu Kemarin

Tipe-tipe anak Kartini zaman kiwari.

Meskipun hari Kartini sudah berlalu beberapa hari yang lalu, tapi momentum yang dibuat oleh manusia disini masih ada saja.
Sejak Sabtu kemarin aku merias anak-anak SD gitu, ada yang SMP. Jadi dalam memperingati hari Kartini mereka diwajibkan memakai kebaya dan make up.
Lucu-lucu anaknya yang SD apalagi,karna badannya masih mungil-mungil.

Mengingat kemarin ada berbagai macam tipe para cewek-cewek ini kalau dirias adaa ajaa yang dilakuin.

Pertama, ada anak yang dirias itu nggak mau ditinggal ibunya pokoknya si ibu mesti ada tak lepas dari tangannya. Mau dia aku suruh ngadep aku, padahal ibunya duduk dibelakangnya gitu, tangannya tetep aja kebelakang-belakang meraih ibunya, nggak tau kena jarinya, bajunya pokoknya megang aja.

Kedua, ada anak yang cerewet banget dari awal dibenerin poninya udang ngomong, "bu, aku nggak mau pakai celak ya." Habis udah dibedakin, ngomong lagi, "bu mau pake mahkota... Mbak pakai celak ta? Pakai mahkota juga?" ngomong ke temen sebelahnya. Terus nggak lama tak alis in, dia mundur kayak orang takut gitu dikira itu buat bawah mata/celak. Terus aku jelasin kalau itu buat alis, baru dia tenang lagi. Gitu itu sebentar-sebentar dia ngomong lagi, yang ngomentarin temennya lah katanya, "nggak cocok mbak kamu pake baju warna itu, cocokan yang ungu". Waduh aku nahan ketawa aja sama mbatin, ada ya anak kecil pinter komentar gini, nyebelin. Hahaha.

Ketiga, ada anak yang diem penurut banget disuruh ngadep depan mau, nengok kanan nengok kiri mau, sampe mau selesai diem aja. Enak kalo ngerias anak gini ini nggak cerewet, tapi ya gitu sampai pas bagian bibir kan aku kasih lipstik nih. Saking diemnya sampai mulutnya nggak mau dibuka sedikit aja. Jadi mingkem terus, jadi ngelipstikinnya agak susah. Akhirnya aku suruh buka sedikit bibirnya baru dia buka, sedikiiit banget. Hehe, tapi ya alhamdulillah agak lebih gampang.

Keempat, ada ya yang nggak banyak ngomong tapi beberapa bagian tubuhnya itu suka gerak-gerak nggak tau dia sadar atau nggak. Kayak bagian mata, pas ngasih eyeshadow sama eyeliner gitu dia merem tapi meremnya kebangetan jadi yang nutup banget sampai ngeriput gitu loh. Jadi bikin belepotan eyelinernya. Tak bilangin kan, meremnya jangan kenceng-kenceng, biasa aja. Terus beberapa detik kemudian dia gitu lagi. Yaelah.
Terus waktu di alisin, secara nggak sadar dia noleh ke temennya, terus kan aku hadapin ke aku lagi wajahnya, gitu bentar dia udah noleh lagi sambil ngeliat-liat temennya, liat kaca, liat lampu. Duh.
Terus tangan yang nggak bisa diem. Lagi bikin eyeliner bawah mata nih, tiba-tiba dia mulet-mulet gitu nggak tau karna masih ngantuk bangunnya kepagian (emang dateng ke rumah dari subuh) atau itu reaksi alam bawah sadarnya jadi deh eyelinernya kecoret, lah aku yang sebel sendiri.

Udah segini aja, capek.

Read More

Jumat, April 20, 2018

Cerita Gunung dan Laut

"Beberapa obrolan menyisakan sebagian ingatan sebagian lagi dramatisasi"

Pagimu kopi, pagiku air putih.
Manis dan pahit warna pagimu, sedang jernih dan bening pandang pagiku.

Kita berbincang tentang gunung dan laut diiringi nada lirih lagu "Cerita Tentang Gunung dan Laut".
Haha, iya, lagu mempengaruhi arah obrolan.
Ibaratnya arus air yang mempengaruhi arah penyu berlari. Atau berenang? Ah tapi renangnya seperti lari. Terserah.

Gunung mana yang tengah kita perbincangkan?
Bukan yang paling tinggi, namun salah satu yang jarang dilewati hingga rasanya penuh padat, menjulang tinggi tumbuh tumbuhannya, hingga tertutuplah jalan. Bagaimana cara melewatinya? Bagaimana lagi kalau bukan dengan cara menebanginya dengan pelan dan hati-hati agar tak merusaknya atau agar tak luka sendiri.

Gunung mana yang tengah ingin kau lewati? Gunung mana lagi kalau bukan gunungan perasaan yang sepi kaku lama tak dikunjungi, lama tak dilewati.
Perlu sedikit hati-hati. Perlu penyesuaian.
Jangan buru-buru. Atau kau akan kena salah satu dampaknya, antara melukai atau perih sendiri.

Laut mana yang tak berombak? Laut mana yang membawa kita pada obrolan tanpa sekat?
Indahnya laut dengan keberagaman isinya.
Indahnya matamu dengan keberagaman sifat tabiat.
Mana cukup aku memandangi laut dari tepian, sedang menyelam pasti akan menyenangkan.
Mana bisa aku menebakmu dari tepian, sedang menyelamimu tak akan pernah membosankan.

Read More

Selasa, April 17, 2018

17-4-2018 (12:56)

Beberapa dari mereka bilang aku pendiam. Ya emang. Aku ngerasa juga begitu.

Walaupun dengan beberapa orang aku bisa jadi nggak pendiam, tapi kalau pada dasarnya pendiam walaupun kadang rame, nantinya bakal diem lagi.

Kadang ada yang suka bilang " kok diem banget, puasa ngomong ya". Apa ya? Aku bisa peduli banget, dan aku bisa nggak peduli banget. Kalau aku mau.

Aku nggak terlalu suka mengerjakan sesuatu berdasarkan target dari orang lain, kecuali aku mau. Aku lebih akan suka mengerjakan sesuatu yang targetnya dari diri aku sendiri. Tulisan ini aku buat bukan untuk menunjukkan diri aku, hanya sebagai pengingat bahwa hari ini aku pernah merasa bahwa diri aku seperti ini.

Nggak tau lagi nanti sore, besok, lusa. Suatu hari nanti aku bakalan tau, apakah aku bisa berubah?
Atau memang sifat dasar aku seperti ini.

Read More

Social Profiles

Twitter Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

Download

Apapun proses yang tengah kamu jalani, percaya deh! Kamu hebat :)

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Angka Hoki

Cari Blog Ini

Translate

Laman

BTemplates.com

About

Copyright © Here I Am | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com