Kamu punya caramu. Ini caraku. - Nyovika

Kamis, Desember 20, 2018

Jalan di Jalan

9 Desember 2018
Bersama Panti Asuhan Al Hidayah Junwangi









 











Nggak tau sejak kapan kita disebut "Asoka"
Semoga nanti akan ada momen-momen lain lagi setelah ini, disana, dengan mereka.
Nantinya lagi. Dengan siapapun. Dan dimanapun.

:)















Read More

Senin, November 19, 2018

Random Malam

Kurangi membaca quotes.

Hidupmu ini kamu jalani secara utuh dari hidup sampai mati nanti, nggak cocok kalau kamu menyandingkan perjalananmu dengan 'quotes' yang sepenggal-sepenggal.

Hidupmu ini berlangsung puluhan tahun, nggak seharusnya kamu bercermin pada 'quotes' yang cuma satu sampai dua baris.

Hidupmu ini tidak sempurna, janganlah dibandingkan dengan 'quotes' yang sering tampak sempurna.

Kurangi membandingkan dirimu dengan kutipan-kutipan pendek yang kamu temui di media sosial atau buku yang kamu baca hanya beberapa lembar halamannya.

Mungkin mendingan membaca satu buku utuh. Artikel yaang jelas, tidak setengah-setengah.
Mungkin itu bisa menghalangimu berpikir sempit, membantu berpikir lebih lebar.
Berhenti membanding-bandingkan, jadi realistis.
Membatasi imajinasimu, agar tak terlewat dan jadi kurang bersyukur. 


Read More

Jumat, Oktober 26, 2018

Semut Semut Kecil

"Mari coba belajar kepada semut. Mereka punya pembagian pekerjaan yang rapi. Siapa yang menjadi tentara, siapa yang bertugas sebagai petani dan seterusnya dilaksanakan tanpa ada menteri tenaga kerja seperti manusia yang mengatur. Kerapian ini terwujud agar terjadi keseimbangan cuaca komunal.
Keseimbangan ini ditopang oleh dua syariat sederhana yang semut tidak memahaminya. Mereka hanya menjalaninya secara istiqomah, yaitu silaturahmi dan berani menjadi."

Tulisan diatas adalah kutipan yang saya baca dari www.caknun.com

Beberapa waktu yang lalu saya mendengarkan ceramah dan obrolan orang di malam hari yang cukup menyisakan quotes dikepala saya. Sudah agak lama memang saya mendengarnya, dan saya ingin lebih lama lagi mengingatnya dengan menuliskannya disini.

Ini beberapa diantaranya yang saya ingat,

"Kita disekolahkan untuk menjadi sapi, padahal kita sudah menjadi semut"

"Semut kalah sama kapur ajaib? Bukan, semut itu toleran dengan manusia, ngalah."

"Untuk belajar tentang F, jangan langsung ke F. Belajar A dulu, lalu B, C, D, baru F."

"Air bisa dipecah karna membeku. Minyak itu cair, nggak bisa dihancurkaan."

"Yok opo isok nggoreng nek nggak kenal minyak."

"Sukses itu bukan ketika ada dipuncak. Tetapi puncak adalah alat untuk mensejahterakan orang lain."



Read More

Kamis, Oktober 25, 2018

Mungkin Nanti, Mungkin Nantinya Lagi

Yang sudah ditutup belum tentu selamanya akan tertutup.
Yang dianggap tenggelam belum tentu hilang.
Yang terlihat surut nantinya akan pasang lagi.

Sedang menulis tentang apa?
Tentang sesuatu yang nantinya akan muncul lagi, akan bangkit lagi.
Bukan karna keinginan yang menggebu, tetapi karna itu yang memang seharusnya terjadi.

Jadi kemunculannya untuk apa?
Jadi kebangkitannya untuk apa?
Jadi apa akan kutulis jawabannya?
Kurasa tidak sekarang, cukup dilihat bagaimana jadinya nanti.




Read More

Senin, Oktober 08, 2018

Pagi Senin

Pagi.

Banyak rasa-rasa untuk hari Senin. Termasuk senin sekarang, rasanya kayak cappuccino dingin yang belum diminum.
Ya gitu maksudnya belum ngerti rasa sebenarnya karna belum diminum, tapi udah ngebayangin sendiri cappuccino dingin itu kayaknya ga semenarik kalau panas. Udah nggak mood minum aja pikirannya.

Berharap semoga hari ini baik, dan hari berikutnya semakin baik lagi, semakin baik lagi.
Ini kutulis berdasarkan keresahan tiap hari senin sebenarnya, memulai hari yang biasanya agak ramai dari hari setelahnya.

Semangat senin. Jangan lupa baca Al Fatihah.
Kata mbah Tedjo, kalau orang baca Al-Fatihah tanpa putus terus-menerus, insyaallah kenginannya akan terwujud.

Fyuh.
Read More

Jumat, Oktober 05, 2018

[Buku] Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Iqra' artinya bacalah. Gitu aja sudah bisa jadi motivasi seseorang buat membaca. Iya, karna dibilangin gitu.
Siapa yang dibilangin gitu?
Ya adalah pokoknya.

Buku berjudul Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ini adalah buku ketiga karya Eka Kurniawan yang pernah saya baca. Saya baca yang cetakan ulang dengan sampul barunya. Sebelumnya saya pernah membaca buku beliau yang berjudul Cantik Itu Luka dan Lelaki Harimau.



Dari pengalaman membaca saya sampai buku ketiga ini, saya rasa cara seorang Eka Kurniawan dalam bercerita lewat tulisannya cukup bisa dikenali, ada ciri khas dalam tulisannya. Juga menurut saya, novel ini memiliki penulisan yang rapi, bahasa yang mudah dipahami, nggak panjang-panjang penjelasannya tapi bisa diterima sama akal. Kalau dibandingkan dengan dua novel beliau yang saya pernah baca, sepertinya ini yang paling tidak panjang-panjang kalimatnya.

Eka Kurniawan memiliki gaya bercerita yang aku sebut nggak jual mahal, berani mengungkap yang mungkin beberapa orang ragu atau malu untuk menulisnya, dan kadang orang berpikir memang itu nggak perlu diungkap, tapi beliau mampu menjadikannya sebuah sajian cerita yang nggak canggung untuk dibaca. Novel ini termasuk salah satu novel yang isinya satir, ada lucunya, ada bijaknya. Dengan konflik yang cukup rumit sebenarnya, tapi bahasanya oke aja gitu masuk ke kepala, nggak bikin pusing.

Yap awal mula tokoh yang diceritakan dalam novel ini yaitu Ajo Kawir dan Si Tokek dimana mereka adalah teman baik yang suka mencari hal baru, suka berantem, nakal gitu. Suka ngintipin orang 'pacaran'. Sampai suatu hari Si Tokek ngajak Ajo Kawir untuk ngintip Rona Merah, perempuan gila yang ditinggal mati suaminya, dia tinggal sendirian namun malam itu dia tengah akan diperkosa dua orang polisi yang mungkin punya batas 'gila'nya sendiri, tidak bisa menahan birahinya sampai memutuskan memerkosa janda gila. Ya Si Tokek dan Ajo Kawir nonton peristiwa itu dengan burung yang sama-sama aktif.

Namun sialnya Ajo Kawir ketahuan dan disuruh terjun langsung ke Rona Merah, saya kira ceritanya akan membawa pada kejadian Ajo Kawir maju mengikuti jejak polisi (memerkosa si janda), ternyata tidak. Malah sejak saat itu terjadi, burungnya enggan berdiri, enggan mengeras lagi entah kenapa dan entah sampai kapan.

Banyak usaha di laluinya, juga dengan bantuan orang-orang yang amat dia percaya, demi membangunkan burungnya kembali.

"Lelaki yang tak bisa menyetubuhi perempuan seperti belati berkarat. Tak bisa dipakai untuk memotong apapun" Halaman 62

Rasa putus asanya yang sangat dalam sempat terobati sampai dia bertemu Iteung perempuan yang dia cintai dan mencintainya teramat. Sampai mereka menikah, Iteung tak menunjukkan keinginan besarnya pada burung yang bangun dan lincah, dia cukup bahagia dengan jari-jari Ajo Kawir. Begitu juga Ajo Kawir cukup bahagia dengan Iteung yang menerima dia apa adanya.

Sampai akhirnya konflik terjadi pada rumah tangganya membuka halaman bahwa Iteung tak setia, bahkan hamil buah orang lain. Cintanya putus, hidupnya putus, namun Ajo Kawir tak mati.

Pelampiasannya pada perkelahian, maunya ngajakin orang berantem, maunya bunuh orang. Sampai ada tawaran membunuh orang yang menghasilkan uang, dia terima. Namun ternyata setelah tuntas melayangkan nyawa pun, hidupnya belum juga tersambung. Iteung tak pernah mudah dilupakan. Burungnya belum juga mau bangun.

"Hidup dalam kesunyian. Tanpa kekerasan, tanpa kebencian. Aku berhenti berkelahi untuk apapun, aku mendengar apa yang diajarkan Si Burung." Halaman 123

Ajo Kawir memilih jalan hidupnya sendiri, dengan pindah kota dan memulai hidup barunya dengan menjadi supir truk andalan. Ditemani seorang kenek dan sebuah foto kesukaan yang selalu dipajang di dalam truknya. Yaitu foto seorang anak perempuan kecil, buah Iteung dan orang lain (foto yang didapatkan dari Si Tokek). Ajo Kawir menatapnya tiap hari bahkan dalam lubuk hatinya mengharap pertemuan. Padahal itu bukan anaknya kan. Hm.

Dia mengubah dirinya menjadi lebih nriman. Menerima keadaan, ikhlas, belajar ketenangan dari burungnya.

Merasa penasaran saya ingin tau apakah Ajo Kawir akan kembali pada Iteung? Apakah Iteung cukup punya kelebihan malu untuk mencari Ajo Kawir? Hm, saya anggap Iteung jahat pada Ajo Kawir.
Apakah Ajo Kawir akan mendapat akhir bahagia dihidupnya? Apakah burung akan bangun atau tidur selalu? Apakah kebahagiaan bagi Ajo Kawir harus selalu tentang burung yang bangun? Apa dia menemukan hal lain yang lebih berarti daripada memikirkan burung panutannya yang tidak bangun-bangun?

Penasaran demi penasaran mengantarkan saya tuntas membaca buku ini dengan perasaan "..."

Hehe kalian akan rasain sendiri kalau baca sampai selesai.

Banyak yang bisa saya ambil dari cerita ini.
Beberapa diantaranya, seorang Ajo Kawir yang menunjukkan prosesnya dari anak kecil yang tak suka berpikir panjang lama-lama mengolah dirinya menjadi seorang yang sabar dan tak banyak menuntut pada dirinya serta pada orang lain.

Juga kisah persahabatan yang solid antara Ajo Kawir dan Si Tokek akan banyak ditemukan ketika membaca utuh novel ini. Aku sempat kagum pada Si Tokek di beberapa bagian tentang perilakunya yang manis. Lewat dukungannya, usahanya, dan konsistennya. Dimana didalam sini walaupun mereka bisa dibilang orang bandel, tapi mereka cukup tulus.

Juga tentang pendirian yang kuat pada tokoh-tokoh yang diceritakan. Kepedulian Ajo Kawir pada orang lain, membela orang yang menurutnya benar. Suka dengan hasil tulisan Eka Kurniawan ini.

Lagi, Eka Kurniawan memang cerdas dalam memposisikan alur loncat maju mundur yang tajam, tapi tidak membuat saya menyerah dalam membacanya. Karna walaupun alur maju mundur saya nggak bingung.
Juga ceritanya yang ada tentang seks-seks nya gitu, tapi nggak vulgar yang berlebihan. Maksudnya nggak bikin 'enek' kalau dibaca. 

Dan terakhir, buku ini membuat saya ingin membaca buku-buku Eka Kurniawan yang lainnya. 




Read More

Sabtu, September 29, 2018

[Buku] Sebuah Kitab Yang Tak Suci

Hai.

Di hari-hari terakhir bulan September ini, nggak tau kenapa buku karya Phutut EA jadi buku pertama yang ingin saya bahas dalam blog saya. Nggak direncanakan juga sih sebelumnya mau bahas buku ini. Entah ini namanya review atau bukan. Tapi intinya saya pingin bahas aja. Hehe.

Buku Mojok

Buku ini cukup menarik perhatian saya, dari halaman pertama. Setiap kalimat yang digunakan menurut saya memiliki penataan kata yang cukup cerdas, dan awal cerita yang diluar biasanya membuat saya mudah menghabiskan waktu untuk terus membaca.

Jujur dari sampul cukup menipu, terlihat ringan dangan gaya animasi khas terbitan Mojok, padahal isinya sungguh berarti nggak kayak cerpen-cerpen yang saya pernah baca sebelumnya, iya, isinya nggak seringan sampulnya. Dari yang saya tau Phutut EA adalah seorang yang kelihatannya sangat kritis dan entah kenapa saya berpikiran nantinya akan sulit memahami buku-buku karya beliau.
Ya, saya pengikut Phutut EA di twitter dan instagram. Saya cukup mengira bahwa nantinya karya beliau akan ada sentilan-sentilan politik, serta kata-kata yang sarat makna.

Buku ini adalah buku karya Phutut EA pertama yang saya pernah baca. Dan saya rasa beliau berhasil menjadi salah satu penulis yang namanya akan membekas dalam kepala saya.

Buku ini berisi kumpulan cerpen, yang didalamnya terdapat 10 judul cerpen yang sekali lagi saya bilang diluar biasanya (setiap judul cerpennya). Pada setiap jalan cerita cerpennya menampakkan watak tokoh yang sulit ditebak jalan pikirannya. Namun dipadukan dengan bahasa yang masih bisa dicerna, dan lagi dengan akhir yang sulit ditebak.

Judul yang masih terngiang didalam kepala saya salah satunya Mencari Tangisan Pertama, dimana menceritakan seorang bajingan berlimpah materi yang mencari dan terus berusaha menemukan sesosok ibu bahkan berusaha menciptakan seorang ibu demi ingin merasakan bagaimana rasanya dilahirkan dan menangis untuk pertama kali. Yang jelas ini antimainstream, dan memendam arti, apalagi pembacanya beragam, mungkin akan berbeda apa yang saya pikirkan ketika membaca ini, dan apa yang kalian pikirkan ketika membacanya.
Ada lagi yang berjudul Kita Yang Menuju Diam, dimana setiap kepergian tak selalu berujung pulang. Dengan penjelasan dalam cerita yang menurut saya panjang tapi tidak berbelit-belit, nyaman dibaca.
Lalu cerpennya yang berjudul Rahim Itu Berisi Cahaya, dimana ketika saya membaca ini, saya paham bahwa manusia berpikirnya tidak statis, melainkan berubah-berubah dengan alasan beragam dan kadang diluar nalar.
Terakhir bocoran, semoga bukan spoiler namanya. Yaitu cerpen yang berjudul Si Pemungut Mimpi, cerita seseorang yang pergi lama sekali hingga kembali ke kampungnya dan memceritakaan banyak hal tentang mimpi kepada banyak orang hingga hal yang mengejutkan terjadi. Cerita yang sulit jadi kuno termakan waktu, walau nantinya akan ada cerpen-cerpen baru, karna pembahasan tentang mimpi dan rantau disini ini memunculkan latar dan bahan yang saya suka, juga susana yang nggak terlalu masuk akal tapi juga nggak berlebihan.

Udah, selain itu sebenarnya hampir semua judul menyisakan pengalaman membaca yang baru bagi saya. Walaupun untuk beberapa bagian, saya perlu baca bolak-balik agar paham. Dan bagian lain saya cukup jengkel karna saya gagal paham sama maksudnya. Tapi itu malah yang membuat saya mikir, jangan buru-buru dalam membaca, belajaro sabar vik, nggak semua orang bisa cepat dalam memahami isi buku, nikmatin aja pelan-pelan. Ojok gupuh men.


Suasana mati. Jangan sekali lagi berpikir bahwa hal itu adalan malam hari, jauhkan itu jika tidak ingin tersesat tentang suatu pengetahuan. Halaman 11
Read More

Kamis, September 13, 2018

Masih?

Sudah berapa kali kau putuskan asanya?
Sudah berapa kali kau lihatnya sesak tahan air mata?
Sudah berapa kali menyesal minta ampun berulang? Orang kok susah dibilangi.
 
*

Mata merah yang tiap pagi kulihat karna kurang tidur, akibat seringnya terbangun tak direncanakan tengah malam. Pagi ini berbeda, merahnya berkaca. Aku sedikit takut menatapnya. Bukan sedikit, aku takut menatapnya. Hatiku kelewat kurang mantap saat bangun tidur belum sepenuhnya membuka mata, dalam remang mataku sendiri aku melihat buram tatapan matanya yang berkaca hampir berair.

Salah siapa lagi kalau bukan si orang tidak tau di untung, aku.

Apa susahnya turuti kata-katanya? Dengan modal keras kepala dan tuntutan agar diri bisa berhasil. Apapun dilawan, termasuk rasa khawatirnya.
Apapun bisa berhasil asal aku berusaha, bukan asal aku melukai hatinya.
Bukankah aku ingat hatinya terlampau lembut, sampai karna sms tidak dibalas saja dia sudah sedih, khawatir, susah tidur.
Lalu masih lagi membuatnya remuk? Dia itu rapuh.
Rapuh yang menguatkan.
Suara berisik yang menenangkan tidur.
Tak bosan bangun sebelum fajar tampak, demi makan siangku, yang diam-diam diselipinya dengan harap dan doa.

Masih?
Kamu tak biasa mengiyakan hal-hal yang membuatnya tenang.
Mulai biasakan.
Jangan jahat.





Read More

Rabu, September 05, 2018

Again

When was the last time you did something for the first time?

Again.

Suasana yang aku baru tau dari sebelum-sebelumnya. Tempat yang berbeda dari biasanya. Orang-orang baru yang aku temui. Hal berbeda yang aku lakukan.

Banyak orang kreatif di luar sana, aku masih nggak ada apa-apanya, sekuku kelingkingnya pun belum. Hehe

Masih lambat, kurang belajar, kebanyakan tidur.
Ada yang bisa aku ambil jadi pelajaran, bahwa harus nyempetin sedikit-sedikit waktu untuk satu hal yang kamu sukai atau yang kamu ingin lakukan. Nggak harus satu, lebih juga boleh.

Dari mereka, aku lihat langsung efek dari 'terbiasa melakukan'.
Gerakan mereka cepat, nggak banyak mikir. Hemat waktu. Luwes. Nggak kaku.
Dari mereka aku dengar langsung, bahwa kecepatan mereka yang sekarang, dulunya butuh belajar pelan-pelan dan detail. Hemat waktunya mereka sekarang, perlu waktu lama dan berulang-ulang praktek, latihan, praktek, latihan.

Aku beruntung bisa ada pada kesempatan ini.
Mereka orang-orang yang kompeten dibidangnya keliatan rapi dan matang dalam bekerja.

Terus untuk beberapa komentar orang yang bilang kamu sok sibuk dengan hal yang nggak berhubungan dengan pekerjaan dan rutinitasmu sekarang. Jangan terlalu di ambil pusing.
Kamu nggak harus peduli sama semua orang, cukup peduli sama orang seperlunya aja. Karna mau peduli sama semua orang juga nggak mungkin, kebanyakan. Apalagi orang yang nggak pro sama kamu, nggak mendukung, nggak ngasih pendapat yang membangun. Dengerin aja sambil senyum-senyum. Kalau nggak sempat senyum ya sinisin aja dikit. Nggak papa.

Beralihlah ke orang-orang yang punya energi positif. Yang mendorong kamu untuk bebas berpikir dan mengekspresikan ide.
Yang nggak berusaha mengenali kamu dari luarnya aja.
Tapi yang yakin kalau kamu bisa. Apapun yang kamu lakukan asal diasah terus pasti akan jadi lebih tajam.
Dan usahamu usahakan jangan setengah-setengah. Biar hasilnya juga utuh nggak setengah.

Stop curhat atau membagi keluh kesah sama orang-orang yang responnya malah menjatuhkan kamu. Itu nggak selalu berarti karna kamu nggak bisa menerima kritik.
Tapi memang untuk saat ini butuh lebih banyak hal baik untuk dibangun jadi tembok kamu, semakin banyak omongan baik yang datang di kamu akan semakin kuat tembok kamu. Sampai akhirnya nanti seberapa banyak pun kritik yang datang atau celaan yang menjatuhimu, kamu nggak akan gampang runtuh.

Bener. Itu bisa jadi salah satu cara untuk membentengi diri kamu sendiri.
Sekarang kamu perlu lebih banyak praktek. Dan luangin waktu buat nonton video tutorial.

Bangun pikiranmu. Bangun kemampuanmu serapi mungkin. Kalau kamu sudah biasa rapi, maka kamu jadi nggak mudah membuat sesuatu jadi berantakan.
1&2 September 2018

"Jika pikiran saya bisa membayangkannya, hati saya bisa meyakininya, saya tau saya akan mampu menggapainya."
Jesse Jackson

Read More

Jumat, Agustus 31, 2018

Sepi

Sendiri kadang berarti kesenangan.
Kadang berarti ketenangan.
Kadang berarti kesenyapan.
Hingga sepi dengan imbuhan.

Apa semua sendiri selalu berujung kesepian?

Kalau iya, bisa aku yang mengatur?
Biar aku sendiri yang tarik dia hadir.
Biar aku sendiri yang usir dia pergi.
Bukan begini.
Tanpa aturan dia biarkan tiupannya memenuhi hingga ke sela ruangan.
Tanpa permisi meniup bising telinga yang ingin fokus dengar berita di TV.
Tanpa peduli meniup area pandanganku jadi kabur-kaburan.

Ini bukan kesepian.
Ini ketenangan.
Kadang memang sulit dibedakan.

Read More

7:46 AM

Pagi ini, beberapa menit sebelum masuk kerja. Aku ingin nulis sedikit tentang ingatan.

Beberapa hari kemarin aku mendengarkan guruku menerangkan sedikit sejarah tentang Muslim.
Ada beberapa poin yang aku dapat disitu.
1. Aku sangat tidak memahami sejarah.
2. Banyak hal yang sudah ada jalan keluarnya, tapi nyatanya di jaman sekarang banyak orang masih tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Maksudnya, ada masalah-masalah yang sekarang aku masih bingung, itu seharusnya sudah ada jawabannya dari dulu, seandainya kalau aku mau baca lebih banyak sejarah. Atau kalau beruntung bisa sering ketemu orang kaya guruku yang dengan senang menceritakan sejarah.
3. Bahwa seseorang bisa akan besar perkembangannya kalau dia sudah memahami sejarah. Karna beberapa Syekh atau orang hebat jaman dulu yang di ceritakan guruku itu dapat memecahkan masalah pada jamannya, dengan  ilmunya yang dimana dia sudah tau cerita awalnya (sejarah dulunya gimana). Itu salah satu sebab, kenapa seseorang itu bisa menghadapi masalahnya karna dia belajar. Aku jadi ngerasa, apa mungkin aku merasa tertinggal sekarang, karna aku belum tau awalnya gimana?
Sempat aku mikir, beruntungnya mereka yang hidup di jaman dulu, mereka bisa mempelajari sejarah dari awal. Beda dengan orang sekarang, dimana peradaban sudah terlalu lama. Dan mana mungkin bisa mempelajari semua sejarah, itu terlalu luas, dan akan butuh waktu yang sangat lama.
Kalau dibilang nggak ada yang nggak mungkin selama ada niat.
Tapi nggak semua orang berpikiran sama kayak gitu. Dan niat juga masih suka datang dan pergi seenaknya (aku banget).

Semakin aku denger orang kaya guruku bicara, aku merasa ternyata aku bodoh.
Berubah pun nggak pernah gampang. Yang dasarnya males kayak aku, nggak jarang juga cuek banget.
Kalau memang waktuku nggak cukup untuk mempelajari semua hal, aku suka kok mempelajari hal-hal yang aku suka.
Kalem vik, jangan panik karna kamu me'rasa' bodoh.
Rasa-rasa itu cuma akan datang sementara sama kaya perasaan-perasaan lain. Setelah hari ini aku yakin kamu akan merasakan hal lain kok atau harus me'rasa' lebih baik (ngomong sama diri sendiri).
Dengan cara apa? Mungkin salah satunya belajar.



Read More

Senin, Agustus 27, 2018

Nggak Tau Sampai Hari Keberapa

"When was the last time you did something for the first time?"

Hari Sabtu 25/8/18
Pertama kalinya aku terima job sendirian tanpa didampingi siapapun dan yang dirias bukan seorang teman.

How that feel?

Lebih ke berdoa supaya Allah ngasih bantuannya ke aku agar dilancarkan proses rias dan hasilnya indah dan orangnya seneng.

Mesti ada persiapan yang matang, aku nyiapin apa peralatan yang mesti dibawa, asesoris yang mungkin diperlukan juga warna-warna yang sekiranya cocok mau dari face orangnya atau warna bajunya, alat yang mesti dibawa beberapa macam atau cukup satu macam aja. Karna biasanya aku masih dibantuin nyiapin, jadi kayak upaya jadi lebih mandiri aja hari itu.

Aku juga nggak ingin ada barang-barang yang kurang atau ketinggalan, karna itu biasanya bikin mood jelek, jadi sebisa mungkin ku siapkan lengkap.

Banyakin berdoa juga supaya bisa spontan dan baik dalam menjawab apapun omongon atau masukan atau kritik dari orangnya. Karna kesulitan berbicara selain ketika interview mau masuk kerja, ketika berhadapan dengan customer yang dirias pun sering muncul respon langsung yang kadang susah dijawab. Wk.

Hari Minggu 26/8/18
Pertama kalinya aku ikut jadi salah satu kayak panitia (dari awal sampai akhir acara) dalam mengadakan lomba agustusan sekalian kegiatan sosial di Panti Asuhan Al-Hidayah daerah Junwangi.

How that feel?

Apapun yang aku kerjakan pertama kali seperti sebelum-sebelumnya selalu ada rasa deg-degan, nggak nyaman yang tetap harus ditelan gimanapun caranya, tapi setelahnya banyak rasa senang, lega, ada sedikit haru juga.

Karna sejujurnya aku bukan orang yang suka berkegiatan sosial aktif, nyaman berlama-lama kumpul sama banyak orang dalam waktu lama dan berulang-ulang. Itu kayak bukan aku banget.

Tapi disini, dengan alasan awal 'ingin mencoba' dan membayangkan hal-hal baik dan positifnya, aku sama teman-teman yang bahkan beberapa baru aku kenal hari itu, aku bisa merasa nyaman.

Dampak dari kegiatan hari itu adalah mungkin aku bisa sedikit lebih terbuka secara pikiran bahwa ternyata aku juga nyaman, juga senang kalau melakukan hal ini sesekali. Ini bisa jadi sedikit refreshing hati, refreshing pikiran. Hati itu kayak lebih seger, lebih suka bersyukur, karna liat orang-orang yang nggak biasa kita lihat. Kalau biasanya aku ketemu sama orang-orang yang sudah baik hidupnya, dan membuat hidupku terlihat biasa-biasa saja.

Pulang dari kegiatan aku lebih tenang, ngerasa banyak hal luar biasa yang bisa di telusuri diluar sana, jadi pikiran aku kayak melebar, dan dapat energi baru.
Semangat mereka kalau aku bilang bisa nyalur sih, kayak aliran apa gitu, pokoknya kerasa aja.

Mungkin nggak semua, tapi ada beberapa hal disitu yang menyentuh buat aku, kayak ada yang bisikin "liat tuh mereka, nyalinya lebih besar dari kamu!"

Ya, yang dimaksud 'mereka' disini mungkin aku belum bisa menjelaskan dengan rinci. Karna mungkin aku belum menemukan kata-kata yang pas untuk mewakili masing-masing dari diri mereka.
Tapi yang jelas dari hari itu, aku nggak akan cepet ngelupain 'rasanya'.
Mungkin untuk beberapa hari kedepan.
Nggak tau sampai hari keberapa.

Read More

Sabtu, Juni 30, 2018

Kutipan #1

Mengingat kata Bu Mar, kira-kira begini.

Petani itu barokahnya besar. Petani itu tawakalnya besar.

Prosesnya menanam padi hingga jadi beras cukup panjang. Mesti telaten, sabar, teliti, istiqomah. Prosesnya yang lama sampai berminggu-minggu, baru jadilah beras. Pasrah sama Allah, kalau bisa sampai jadi beras alhamdulillah, kadang kena hama, cuaca nggak mendukung, atau beberapa alasan gagal panen. Ya gimana lagi. Karna itu adalah pekerjaan, sumber mata pencaharian maka menanamlah lagi.

Kalau berhasil jadi beras yang layak dikonsumsi, akhirnya dibeli distributor dengan harga sewajarnya petani, lalu dijual lagi sama distributornya dengan harga lebih ke masyarakat, distributor untung lebih banyak. Petani dapat barokah lebih banyak juga.

Sedikit belajar disini. Bahwa jalan orang dalam mendapat keuntungan itu berbeda-beda. Bentuk keuntungannya pun berbeda-beda.

Read More

Random

Ada tipe orang yang berpikir bahwa dia orang yang tidak suka ikut campur urusan orang lain, tidak ingin tau urusan orang lain, hingga kadang dia lupa atau tidak sadar bahwa dirinya sedang jadi orang yang tidak peduli dengan orang lain.

Apasih yang dia pikirkan saat itu? Ya. Itu dirinya. Begitulah dirinya.

Ketika dia bertanya, lalu orang yang ditanya menjawab dengan kata 'tidak'. Dia bilang, dia tidak akan menanyakan alasannya, dengan alasan dia tidak ingin tau, dan apapun jawabannya itu adalah hak penjawab.

Tapi di sisi lain mungkin nggak sih dia berpikir kalau sang penjawab tadi yang bilang 'tidak' itu sudah menyiapkan alasan. Mungkin nggak sih dia berpikir kalau sang penjawab tadi ingin ditanya, ingin didengar.

Wajar aja kan, manusiawi kalau seseorang ingin didengar. Pernah dengar cerita orang yang stres karna lagi banyak masalah. Oke semua orang punya masalah, lalu depresi nggak ada temen curhat? Mungkin aja itu terjadi disekitar kita. Dan menurutku wajar juga kalau menanyakan alasan kepada seseorang. Karna semua hal ada alasannya. Yang boleh diceritakan.

Bukan bermaksud berlebihan atau apapun semacamnya. Tapii, bisa kah kita berusaha jadi orang yang jangan khawatir dibilang kepo, kalau memang tujuanmu adalah peduli, empati, bahkan simpati. Lagian, banyak orang butuh 'rasa-rasa' yang seperti itu.
Rasa lega waktu ditanya keadaannya, tenang karna ada dukungan, bahkan bahagia karna hari-harinya bernilai dengan hal-hal positif.

Jangan lah sering-sering berpikir kalau kamu sedang ingin tau itu berarti kepo dalam arti negatif. Kalau kepo itu adalah care. Kenapa? Nggak ada yang aneh dengan itu.
Atau kalau kamu lagi di diemin sama seseorang, jangan terlalu cepat berpikir orang itu cuek, nggak peka, atau hal semacamnya. Bisa aja dia lagi berusaha melakukan hal baik yang kamu nggak tau itu apa.
Ada orang diem juga bukan selalu berarti dia nggak peduli, terus kita bales cuek juga. Mungkin dia punya alasan yang belum diutarakan.
Jangan cepat beranggapan orang lain salah, orang lain nggak ngerti, nggak paham.

Pernah dengar kata-kata kalau kamu baik ke orang lain, maka orang lain akan baik ke kamu.
Mungkin nggak sih kalau kamu merasa orang lain nggak ngerti, itu karna kamu yang nggak ngerti duluan?
Kalau kamu ngertiin orang lain, maka orang lain akan ngertiin kamu. Adil kan?

Lagi,aku tengah berusaha jadi pribadi yang yaa ini aku.
Yang perlu lebih banyak hal-hal positif daripada negatif.
Lebih suka pujian daripada celaan.
Lebih suka dukungan daripada penolakan.
Lebih suka cerita dan berita fakta daripada hoax dan gosip terkini.
Lebih suka diam daripada bicara yang mengarah keributan.
Lebih suka hubungan personal daripada banyak orang dan ribet dan membingungkan.
Lebih suka juga bukan berarti 100%.
Ada kalanya aku akan dapat celaan, hinaan, sakitnya penolakan, hoax, gosip yang kadang malah membuka pikiran, butuh bicara walau beropini itu susah, perlu berhubungan dengan banyak orang karna kita hidup rame-rame nggak beberapa aja, kita juga butuh musyawarah, butuh dengar pendapat orang lain biar bisa introspeksi diri juga, biar nggak sombong atau mungkin egois.

Tapi kita tau lah, kita lebih ingin yang mana. Dan apa yang lebih membuat kita nyaman. Mungkin itu juga yang lebih diinginkan orang lain. Dan lebih membuat nyaman orang lain.

Read More

Kamis, Juni 21, 2018

Abu-abu

Apa yang dimaksud dengan intevensi disini? Kata ini agak sering digunakan beberapa waktu terakhir di lingkungan saya.

Kadang saya bisa terima, kadang nggak. Beberapa dari mereka menganggap 'intervensi' menurut mereka adalah benar. Sedang menurut saya 'intervensi' mereka tidak pada tempatnya.

Intervensi : campur tangan dalam perselisihan antara dua pihak (orang, golongan, negara, dan sebagainya)
Pengertian ini saya ambil dari KBBI.

Jika seseorang merasa tidak punya hak atau tidak termasuk dalam forum, golongan, orang yang terlibat. Maka ia tidak bisa mengintervensi orang lain yang termasuk dalam forum atau kelompok tersebut bukan? Seharusnya.

Lalu jika seseorang A merasa ada orang ini yang lebih berhak mengintervensi orang lain B karena pangkat yang lebih tinggi, sehingga orang ini (yang pangkatnya lebih tinggi) mampu mengintervensi orang lain B secara langsung tanpa perantara.
Kemudian dengan inisiatif sendiri seseorang A memutuskan untuk mengadu kepada orang ini (yang pangkatnya lebih tinggi) agar perselisihan segera selesai.
Apa yang disebut selesai disini? Apakah dengan orang ini (yang pangkatnya lebih tinggi) menggunakan keotoriterannya kepada orang lain B maka perselisihan selesai?
Apa ini benar-benar bukan intervensinya seseorang A?

Belibet juga ya, memang banyak jalan menuju Roma. Apalagi sekedar jalan menuju balik layar.

Saya hanya berharap akan ada lebih banyak orang lagi yang memanfaatkan haknya sebaik mungkin. Termasuk kepada sesama manusianya. Seenggaknya itu manusia ajak lah ngobrol dulu. Sehingga ia tidak berfikir bahwa ada yang menjadikan otoritas berlebihan.

Dan bagaimanapun ini sudah berlalu, saya hanya perlu pengingat.

Read More

Selasa, Juni 19, 2018

No Subject Again

Ada banyak drama selain di televisi, yaitu di restoran junk food tempat saya menghabiskan waktu mungkin seperempat dari hari ini.

Beberapa tipe orang berkumpul disini, dan beberapa lainnya bergantian datang, ketika ada yang pergi.

Lucu juga mengamati beberapa orang disini.

Selain tempat makan dan nongkrong. Ya paling banyak sih makan.
Awal-awal biasa aja. Tempat seperti ini nggak heran memang sering dijadikan tempat kopdar, COD, meeting. Keliatan yang duduknya berdua tok, pilih kursinya hadap-hadapan, nggak sebelah-sebelahan. Karna butuh penyesuaian dulu lah, masa pertama ketemu kalau duduknya deketan mungkin dia agak nggak nyaman.

Ngobrol sambil senyum, terus diem, beberapa waktu liat handphone masing-masing. Dugaanku sih itu waktu mereka masih cari bahan obrolan. Selesai makan, ngobrol-ngobrol, mereka sepakat pulang, dengan motor yang sendiri-sendiri. Yang cowok nungguin yang cewek sampai selesai ambil motor, terus nunggu sampai yang cewek pergi duluan. Barulah dia ikut pergi juga. Entah yang aku liat bukan tipe yang pulang bareng, dianterin, mungkin rumah mereka beda arah, jadi pulangnya sendiri-sendiri, atau nggak tau lagi kalau yang cowok lagi males nganter-nganter pulang. Hehe tapi bisa aja gitu.

Ganti, ke orang lain agak kebelakang gitu duduknya. Perempuan dan laki-laki juga cuma mereka udah akrab gitu pada senden-sendenan. Makan bareng sama ketawa-ketawa. Oke karna mainstream, skip deh.

Nah sampingnya ada segerombolan remaja yang kumpul bareng sambil main uno, agak nahan ketawa karna nggak mau keliatan berisik mungkin waktu temennya kalah main, sedang sebelahnya dua anak cewek lagi serius buka laptop kayak ngerjain tugas gitu. Bisa ditebak kalau mereka kelompok yang rencananya ngerjain tugas bareng tapi pada akhirnya karna kalau bareng-barang ngerjain jadi bingung, alhasil ngerjainnya gantian, akhirnya yang ngerjain ya yang buka laptop itu, yang lainnya main. Hehe mungkin kalau nggak salah ya.

Agak lama ada yang duduk di dalem, kan aku duduknya yang diluar ya. Tapi aku bisa liat orang itu dari kaca, soalnya dudukku samping kaca. Ada perempuan yang didalem itu duduk sendirian lamaa banget, kayak lagi nungguin seseorang, yah ternyata bener, setelah hampir sejam orang yang ditunggu datang. Dengan wajah yang awalnya kesel tapi nggak lama udah akur kayaknya. Mugkin karna alasan orang yang ditunggu bisa diterima. Kena macet. Atau disuruh nganter ibu mau nolak nggak enak, akhirnya nganter dulu.

Beberapa yang lain ada kumpulan bapak-bapak berbatik, dan ibu-ibu polisi cantik. Yang duduk bersama kayak menghabiskan waktu istirahat sambil bicara tentang kemarin habis liburan kemana aja. Gitu.

Terus orang yang duduknya paling luar juga ada yang kayaknya lagi perpisahan gitu sama peluk-pelukan sama orang sambil terharu. Feelingku sih yang satu orang sini, yang lain orang jauh (barangkali orang luar pulau) yang dimana hari ini adalah hari terakhirnya dia. Lalu mereka ketemuan disini sekalian perpisahan sebelum yang orang luar pulau mau ke stasiun untuk pulang kampung. Eh bandara deh. Kan luar pulau.

Ada juga yang duduknya sama-sama sendiri, kadang ngelirik gitu. Terus kenalan. Ada.

Ada yang pesen float sama kentang duduk lama banget sekalian ngikut wifi. Ada.

Yang sorry receh. Ada.

Read More

Senin, Mei 28, 2018

Takjil Sabtu Sore

Merekam kejadian hari Sabtu kemarin.
Ya, walaupun tidak terekam dengan kamera, paling tidak saya masih ingin merekamnya disini.

Lewat ingatan, dan ketikan jari.
Sabtu sore jelang pulang kerumah.

difoto dan ditulis oleh Rsm

Kalau berbeda bukan lagi masalah, harusnya kamu sudah tidak punya alasan untuk mencela.

Beberapa hal mudah sampai ketika ada tulus dan senyum didalamnya.
Hal yang lain terasa biasa karna semangat seadanya.



Read More

Api

Itu api yang kau sebut agni.
Ini aku yang kau sebut abu.
Berbeda huruf yang tak mengubah maksud.

Api yang membakar tak kalah panas dengan agni yang bingarnya meluluhkan.

Kalau abu adalah sisa-sisa yang tak sanggup bersatu.
Maka aku bukan aku yang satu lagi, karna semesta telah menebarku menjadi keping.

Read More

Sabtu, Mei 19, 2018

Petikan #3

Seandainya aku jadi hujan, kau lebih memilih berteduh atau ikut basah bersamaku?

Biar kau jadi hujan, aku jadi tanah saja. Lalu bersama kita tumbuhkan bunga-bunga.

Read More

Selasa, Mei 15, 2018

Berdetak Hingga Pagi

Biar kudapat detikku lebih banyak
Aku bukan satu detik yang abadi
Biar kuulang dalam detik-detikku
Aku bukan satu detik yang tak sukar kau ingat
Jam dinding yang belum kurencanakan akan kuletakkan dimana
Sudah berdetak melewati malammu yang gelap serta penuh lagu
Berdetak hingga pagi

Sebelum tanah basahnya mulai mengering
Kau pernah berenang secepat yang kau dapat
Sejauh dengan angkuh
Sampai memijak dengan bijak
Aku disini memutus pandang yang tak terlihat
Belajar membuka mata pelan dalam air

Read More

Kutipan

Dari Sayyidina Abu Hurairah رضيَ اللَّÙ‡ عنهُ Bahwa dia mendengar Rasulullah صَÙ„ّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ وسَÙ„َّÙ… bersabda yang maksudnya :

Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu rumah salah seorang dari kalian, lalu dia mandi lima kali setiap hari, apakah menurut kalian masih akan ada kotoran yang tersisa padanya?
Mereka (para sahabat) menjawab: Tidak akan ada yang tersisa dari kotoran padanya.
Maka beliau bersabda: Seperti itu pula dengan shalat lima waktu, dengannya Allah akan menghapus  dosa.


Read More

Senin, Mei 07, 2018

Habis Pensil Kesepuluh

Aku sudah berusaha mengeluarkanmu yang kian banyak, kusalurkan dari dalam kepalaku menuju tanganku, bergetar turun menggerakkan jari-jariku, membebaskannya satu-persatu lewat pensil yang kugerakkan.

Lagi, lagi kulakukan berulang, agar namamu segera habis dari dalam kepalaku. Wajahmu tak lagi membayang pada anganku. Lewat goresan hitam pensil ke putih kertas. Aku mengusirmu.

Agar tak lagi penuh. Tak lagi sesak. Agar kepalaku punya tempat untuk memikirkan ingin masak apa esok pagi atau berapa sendok gula untuk kopiku bangun tidur nanti.

Tapi hingga habis pensil ke sepuluh, kenapa tak kunjung habis namamu?
Hingga penuh seluruh halaman bukuku, kenapa yang muncul tetap garis wajahmu melulu?

Banyaknya remahan pensil yang aku buat, satupun tak mampu memberiku alasan.
Namun mereka memberiku tawaran, walaupun bukan alasan yang mampu mereka beri, tapi mereka bisa memberi sedikit penjelasan.

Aku terima tawarannya.

"Bahwa sesuatu yang kau pelihara bukan akan mati tapi akan selalu tumbuh."
kata mereka.

Memang apa yang kupelihara?
Kutulis namamu hingga sepuluh kali dengan usahaku yang sepuluh kali.
Kemudian kulihat sepuluh nama yang telah kutulis, terekam dalam ingatan dan masuk ke dalam kepalaku(lagi).
Goresan senyum di lembaran milikku, tersenyum kepadaku, masuk ke kepalaku(lagi), menggerakkanku membalas senyum.
Aku memelihara setiap huruf namamu, setiap garis senyum bibirmu.
Memeliharanya dalam kertas, memeliharanya dalam ingatan.

Lalu bagaimana kau bisa habis? Kau sudah tumbuh terlalu banyak.

Read More

Minggu, Mei 06, 2018

Kelak

Jatuhkan aku sampai ke dasar dan aku akan tetap hidup dengan udara yang masih mampu menyelinap membantuku tetap bernafas.

Jatuhkan aku sampai ke dasar dan aku akan jadi akar yang semakin ke dasar malah semakin kuat.

Jatuhkan aku sampai ke dasar dan aku akan jadi umbi yang mengenyangkan nantinya.

Jatuhkan aku sampai ke dasar dan jangan lupa dari dasar tanah kau akan temukan air.

Kelak, di dasar hatimu kau akan temukan aku (dan rasa bersalahmu).
Kelak, kau akan sadar walaupun aku bukan air. Tapi kita sama. Sama-sama kau butuhkan.

Read More

Selasa, April 24, 2018

Being Good Listener

Perlu beberapa usaha dalam mempertahankan ingatan.

Diluar, kamu dapat berbagai cerita, berbagai nasihat.

Hari ini aku bertemu bapak yang bekerja disalah satu perusahaan swasta. Seumuran ibuku, sudah agak tua tapi semangat belum terlalu tua sepertinya. Dia bercerita tentang, hm, apa ya namanya.
Sedikit motivasi.

Dia bilang bahwa perempuan sekarang bebeda dengan perempuan jaman istrinya dulu. Kalau dulu perempuan bisa berpikir nantinya akan ikut suami yasudahlah, kalau perempuan sekarang bisa jadi apa saja. Bisa jadi presiden, wakil gubernur dan lain-lain. Jadi seharusnya laki-laki dan perempuan bisa setara.

Perusahaan sekarang harusnya menilai seseorang dalam proses rekrutmennya sudah tidak mempertimbangakan orang ini anak siapa, keluarga siapa, ayahnya jabatannya apa. Harusnya sudah tidak.
Tapi yang dilihat dari perorangan itu adalah skill, skill, dan skillnya.
Seperti contoh anak bapak Presiden yang tidak lulus PNS maka sekolahlah lagi dia, menurut saya itu tindakan yang patut dicontoh.

Mental anak jaman sekarang ini kurang. Inginnya tinggi tapi maunya langsung jadi langsung tinggi. Padahal semua yang tinggi mulainya selalu dari bawah.
Itu kenapa penting melatih kepribadian, mental, karna itu alat. Jangan melulu takut bahwa ini semua tentang harga diri, tidak selalu seperti itu.

Jadilah fleksibel. Orang hukum sekarang kerja jadi humas, orang psikologi jadi marketing. Itu bukan hal jarang lagi. Bukan masalah. Orang sekolah itu melatih cara berpikir, proses, pengambilan keputusan. Nah nanti pada akhirnya, intinya jadilah fleksibel.

Banyak perusahaan swasta sekarang tidak merekrut orang dari anak siapa, teman siapa, melainkan dibuka umum dan melihat skill seorang itu.
Banyak-banyaklah menambah relasi, jaringan, jangan bertahan pada zona nyaman. Jangan merasa cukup.

Ketika kamu sudah merasa cukup dengan dirimu sekarang, maka habislah sudah. Padahal masih banyak yang bisa digali dari dirimu yang sekarang.

Read More

Hari Kartini Sabtu Kemarin

Tipe-tipe anak Kartini zaman kiwari.

Meskipun hari Kartini sudah berlalu beberapa hari yang lalu, tapi momentum yang dibuat oleh manusia disini masih ada saja.
Sejak Sabtu kemarin aku merias anak-anak SD gitu, ada yang SMP. Jadi dalam memperingati hari Kartini mereka diwajibkan memakai kebaya dan make up.
Lucu-lucu anaknya yang SD apalagi,karna badannya masih mungil-mungil.

Mengingat kemarin ada berbagai macam tipe para cewek-cewek ini kalau dirias adaa ajaa yang dilakuin.

Pertama, ada anak yang dirias itu nggak mau ditinggal ibunya pokoknya si ibu mesti ada tak lepas dari tangannya. Mau dia aku suruh ngadep aku, padahal ibunya duduk dibelakangnya gitu, tangannya tetep aja kebelakang-belakang meraih ibunya, nggak tau kena jarinya, bajunya pokoknya megang aja.

Kedua, ada anak yang cerewet banget dari awal dibenerin poninya udang ngomong, "bu, aku nggak mau pakai celak ya." Habis udah dibedakin, ngomong lagi, "bu mau pake mahkota... Mbak pakai celak ta? Pakai mahkota juga?" ngomong ke temen sebelahnya. Terus nggak lama tak alis in, dia mundur kayak orang takut gitu dikira itu buat bawah mata/celak. Terus aku jelasin kalau itu buat alis, baru dia tenang lagi. Gitu itu sebentar-sebentar dia ngomong lagi, yang ngomentarin temennya lah katanya, "nggak cocok mbak kamu pake baju warna itu, cocokan yang ungu". Waduh aku nahan ketawa aja sama mbatin, ada ya anak kecil pinter komentar gini, nyebelin. Hahaha.

Ketiga, ada anak yang diem penurut banget disuruh ngadep depan mau, nengok kanan nengok kiri mau, sampe mau selesai diem aja. Enak kalo ngerias anak gini ini nggak cerewet, tapi ya gitu sampai pas bagian bibir kan aku kasih lipstik nih. Saking diemnya sampai mulutnya nggak mau dibuka sedikit aja. Jadi mingkem terus, jadi ngelipstikinnya agak susah. Akhirnya aku suruh buka sedikit bibirnya baru dia buka, sedikiiit banget. Hehe, tapi ya alhamdulillah agak lebih gampang.

Keempat, ada ya yang nggak banyak ngomong tapi beberapa bagian tubuhnya itu suka gerak-gerak nggak tau dia sadar atau nggak. Kayak bagian mata, pas ngasih eyeshadow sama eyeliner gitu dia merem tapi meremnya kebangetan jadi yang nutup banget sampai ngeriput gitu loh. Jadi bikin belepotan eyelinernya. Tak bilangin kan, meremnya jangan kenceng-kenceng, biasa aja. Terus beberapa detik kemudian dia gitu lagi. Yaelah.
Terus waktu di alisin, secara nggak sadar dia noleh ke temennya, terus kan aku hadapin ke aku lagi wajahnya, gitu bentar dia udah noleh lagi sambil ngeliat-liat temennya, liat kaca, liat lampu. Duh.
Terus tangan yang nggak bisa diem. Lagi bikin eyeliner bawah mata nih, tiba-tiba dia mulet-mulet gitu nggak tau karna masih ngantuk bangunnya kepagian (emang dateng ke rumah dari subuh) atau itu reaksi alam bawah sadarnya jadi deh eyelinernya kecoret, lah aku yang sebel sendiri.

Udah segini aja, capek.

Read More

Jumat, April 20, 2018

Cerita Gunung dan Laut

"Beberapa obrolan menyisakan sebagian ingatan sebagian lagi dramatisasi"

Pagimu kopi, pagiku air putih.
Manis dan pahit warna pagimu, sedang jernih dan bening pandang pagiku.

Kita berbincang tentang gunung dan laut diiringi nada lirih lagu "Cerita Tentang Gunung dan Laut".
Haha, iya, lagu mempengaruhi arah obrolan.
Ibaratnya arus air yang mempengaruhi arah penyu berlari. Atau berenang? Ah tapi renangnya seperti lari. Terserah.

Gunung mana yang tengah kita perbincangkan?
Bukan yang paling tinggi, namun salah satu yang jarang dilewati hingga rasanya penuh padat, menjulang tinggi tumbuh tumbuhannya, hingga tertutuplah jalan. Bagaimana cara melewatinya? Bagaimana lagi kalau bukan dengan cara menebanginya dengan pelan dan hati-hati agar tak merusaknya atau agar tak luka sendiri.

Gunung mana yang tengah ingin kau lewati? Gunung mana lagi kalau bukan gunungan perasaan yang sepi kaku lama tak dikunjungi, lama tak dilewati.
Perlu sedikit hati-hati. Perlu penyesuaian.
Jangan buru-buru. Atau kau akan kena salah satu dampaknya, antara melukai atau perih sendiri.

Laut mana yang tak berombak? Laut mana yang membawa kita pada obrolan tanpa sekat?
Indahnya laut dengan keberagaman isinya.
Indahnya matamu dengan keberagaman sifat tabiat.
Mana cukup aku memandangi laut dari tepian, sedang menyelam pasti akan menyenangkan.
Mana bisa aku menebakmu dari tepian, sedang menyelamimu tak akan pernah membosankan.

Read More

Selasa, April 17, 2018

17-4-2018 (12:56)

Beberapa dari mereka bilang aku pendiam. Ya emang. Aku ngerasa juga begitu.

Walaupun dengan beberapa orang aku bisa jadi nggak pendiam, tapi kalau pada dasarnya pendiam walaupun kadang rame, nantinya bakal diem lagi.

Kadang ada yang suka bilang " kok diem banget, puasa ngomong ya". Apa ya? Aku bisa peduli banget, dan aku bisa nggak peduli banget. Kalau aku mau.

Aku nggak terlalu suka mengerjakan sesuatu berdasarkan target dari orang lain, kecuali aku mau. Aku lebih akan suka mengerjakan sesuatu yang targetnya dari diri aku sendiri. Tulisan ini aku buat bukan untuk menunjukkan diri aku, hanya sebagai pengingat bahwa hari ini aku pernah merasa bahwa diri aku seperti ini.

Nggak tau lagi nanti sore, besok, lusa. Suatu hari nanti aku bakalan tau, apakah aku bisa berubah?
Atau memang sifat dasar aku seperti ini.

Read More

17-4-2018 (08:12)

Saya masih ditempat dimana kalau nyapu pagi hari, sedangkan biasanya ada yang nyapu dari OB nya. Terus kok sekarang disapu sendiri itu katanya so sweet. Aku heran so sweet nya dimana, mana bilang nya sambil agak keras sama ketawa gitu. Lucu?
Aneh. Nyapu aja lucu. Padahal ya, karna hari itu kebetulan nggak disapu dan ada yang risih kalau tempat kerjanya kotor, ya disapu deh, kenapa?

Aku masih disini, tempat dimana kalau kerja rajin di cie-cie. Kalau kerja nggak rajin di salah-salah.
Ya, masih disini, yang beberapa obrolan masih yang garing. Yah lebih garing aku sih sebenernya. Mungkin itu kenapa kadang aku nggak terlalu menganggap mereka lucu, karna mereka kurang garing.

Intinya bukan pada nyinyir ke orang-orangnya sih. Aku sadar kalau karakter orang itu beda-beda, hidup mereka terserah mereka. Aku mah walaupun nggak suka sama orang, sampai sekarang cepat lambat aku ngerasa aku nanti bakal bisa menyesuaikan diri *kayak motivasi gitu*. Cuma kalau masalah suka atau nggak sukanya ini kan sulit di ubah. Kalau orang dari awal udah nggak suka (mau sedikit atau banyak), mau dia berbaur dengan kondisinya saat itu, tapi dalem hati pasti masih ada yang perasaan nggak nyaman kan.

Apalagi kalau lingkungannya itu obrolannya nggak terlalu bernilai. Nilai apa? Nilai seratus? Bukan.
Cuma ya obrolan yang kadang nggak terlalu penting, kadang merujuk ke perorangan atau rasan-rasan, dan bukan hal positif. itu buat apa? Tapi banyak juga yang kayak gitu. Aku sering ada diantaranya dan ikut nimbrung kalau lagi mood *bodoh*. Lah gimana aku tiap hari ketemu mereka eh.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, itu sama sekali bukan hal yang menyenangkan dan agak membosankan. Nggak ada energi positifnya yang nyalur ke aku. Aku jadi ngerasa gini-gini aja. Ngerasa nggak fungsi aja.
Apa yang lebih buruk dari diri yang nggak berubah dari kemarin ke hari ini?
Kadang aku suka kecewa sama diri sendiri perihal sesuatu yang sengaja aku lakukan dan menjadikan lingkungan sebagai alasan aku melakukannya. Jahat ta aku.

Lingkungan kok dijadikan alasan. Padahal kalau aku yang melakukan ya harusnya itu salah aku sendiri. Tapi lingkungan kan juga berpengaruh, orang-orangnya juga. Tapi ya salah sendiri mok ikutin vik? Yakan.

Iya lah salah aku sendiri, mau salah siapa lagi. Mungkin mereka suka bercanda, dan aku mestinya bisa gitu. Tapi kadang bosen aja sama bercandaan yang kayak gitu.
Dilakukan berulang dan gini-gini aja. Malah kalau kelamaan dengan bercandaan yang sama malah bisa kelewatan. Giliran mau minta saran yang beneran, yang serius gitu jadi nggak dapat jalan keluar malah jadi bercanda.

Oke kalau melakukan sesuatu serius terus, malah stress, cepet mati bisa, itu mungkin sih. Ya tapi kalau banyak bercanda? Apa bedanya? Kebanyakan ketawa, muncul garis diwajah, keliatan tua, terus kalau tua? Deket sama apa? Deket sama mati.
Tapi prosesnya lebih cepet kalau orang stress ya ke mati nya. Tapi mati kan takdir yang nggak bisa diubah, nggak gara-gara stress atau ketawa juga.

Apa sih yang bakal bisa bikin kamu berubah vik? Dari ke plin-planan mu yang sekarang?
Keluar dari zona nyaman juga belum berani, terus apa? Kamu mau nuntut apa? Ke siapa? Juga nggak bisa kan.

Jalanin aja dulu, nggak ngeluh *mana bisa*
Jalan juga udah kok. Jalan ditempat maksudnya.

Nah itu! Tinggal kamu aja yang milih jalan ditempat apa jalan ke depan.

Walau jalan ditempat dan jalan ke depan sama-sama menyehatkan, tapi efeknya beda.
Jalan ditempat yang kamu liat itu-itu aja. Kalau jalan ke depan pasti berubah-ubah deh yang diliat. 

Read More

Senin, April 16, 2018

Petikan #2

Aku sedang merasa mungkin hal yang selama ini aku kira, aku suka. Ternyata aku tidak suka.

Dan mungkin hal yang selama ini aku tentang, aku lawan karna menganggap aku tidak suka. Ternyata itulah aku.

*

Read More

Minggu, April 15, 2018

Belum Bukan Berarti Tidak

"Niat adalah menyengaja sesuatu bersamaan dengan mengerjakannya. Kalau menyengaja tapi melaksanakannya nanti itu namanya azzam." kata Bu Mar.

Pas saya dengar si Ibu bilang gitu kemarin. Kok saya langsung sadar dan mengingat yang kemarin-kemarin. Jadi selama ini, yang saya lakukan ini, saya kira ini namanya sudah niat, ternyata bukan.

Walaupun letaknya sama-sama dihati. Diucapkan dalam hati, di dengungkan dalam pikiran. Tapi jika tidak dibarengi dengan pelaksanaan, ternyata itu namanya bukan niat.

Jadi selama ini, saya belum niat.

Belum benar-benar niat. Hm

Read More

Sabtu, April 14, 2018

Kebiasaan

Kamu ini punya pilihan. Mau kamu kerjakan pilihan A atau pilihan B.

Kamu ini kebiasaan. Menyesal itu memang manusiawi, tapi ya jangan lama-lama.

Kamu sudah lakukan. Ya terima saja apa yang sudah kamu akibatkan dan dapatkan.

Tapi lain kali. Kalau satu pilihan saja belum tentu bisa kamu selesaikan dengan baik. Ya jangan pilih dua.

Lain kali, kalau kamu ingin dapat dua-duanya. Ya jangan mengeluhkan kalau salah satunya merepotkan atau dua-duanya sangat merepotkan.

Read More

Rabu, April 11, 2018

Petikan #1


Bayangan selalu ada, dan tak pernah hilang.
Bayangan selalu ada, dan tak pernah nyata.

*

Kita ini analogi.
Serasa tapi berbeda cerita.

*

Kita sejenis represif.
Yang sudah terlanjur jatuh dan harus menanggung efeknya.

*

Semua orang bebas berpendapat.
Dan kamu bebas berubah.

Read More

Selasa, April 10, 2018

Petikan


Jangan membayangkan terlalu jauh.
Karna kadang yang jauh tak semenarik itu

*

Kenapa hujan selalu berhasil menenangkan?
Karna nadanya merdu dalam lamunan.

*

Lakukan untuk dirimu sendiri.
Jangan lakukan untuk pembuktian kepada orang lain.

Read More

Senin, April 09, 2018

Garis dan Lingkaran

Yuk siap-siap.

Kamu nggak akan kemana-mana nanti kalau kamu nggak siap-siap sekarang vik.
Karna semua butuh persiapan dan pergerakan.

Kalau kata Newton, "Waktu itu laksana garis bukan lingkaran"
Aku setuju, karna waktu terus berlalu bukan berulang.

Sedang gerak manusianya?
Gerak manusianya juga garis bukan lingkaran. Kalau gerak manusia itu lingkaran, gerak sedikit dari atas dia udah kepleset jatuh kebawah, kalau udah di bawah, naiknya susah banget gimana. Coba naik, jatuh terus karna ada gaya gravitasi. Jadi nggak teratur dan bikin putus asa.

Nah gerak manusia itu garis, kalau dia berjalan sedikit maka akan berpindah sedikit. Kalau dia berjalah jauh maka berpindahnya juga akan jauh. Kalau dia berhenti maka dia tetap disitu. Usaha dan hasilnya berbanding lurus, sesuai, teratur.

Ini hanya sedikit pemikiran tentang garis dan lingkaran, sedikit kok. Yang banyak itu namamu di doa ku.
Ada beberapa hal yang masih jadi misteri tentang lingkaran dan garis. Yaitu siapa yang akan me-lingkar-kan cincin di jari dan masa depan seperti apa yang sudah di-garis-kan? Hm

*

Ya lingkaran dan garis memang ada perbedaan dan persamaan.

Aku yang garis kini mulai bergerak.




Read More

Minggu, April 08, 2018

Sabtu Kemarin

Si ceroboh datang lagi.

Beberapa orang suka lupa barang-barang penting yang harus dibawa malah nggak dibawa.

Sedang hati yang sakit walaupun ada yang lebih penting tak pernah tertinggal.
Pikiran resah walaupun ada yang lebih penting selalu terbawa. Hm

Kadang memang seseorang suka lupa dengan hal kecil, dan tetap tidak maksimal dalam hal besar.

Lagi. Kamu memang mesti banyak sabar dan banyak belajar.

"Although my steps are slow, but I make sure my steps do not back down"

Mantenku juga suka selfi wah




Read More

Jumat, April 06, 2018

Do You Think I am a Selfish? I Do

Aku kira aku sudah berusaha untuk tidak jadi orang egois. Ternyata masih.
I'm not a good one. Yang membuat aku merasa bersalah adalah kalian kira aku begitu.

Aku kira ini namanya mendahulukan kepentingan orang lain. Mengesampingkan kepentingan pribadi. Ya, nyaris seperti itu memang. Hanya saja realisasinya belum sempurna.

Aku kira ini namanya simpati. Menunda keinginan pribadi untuk memenuhi keinginan orang lain. Membantu dalam kegiatan orang lain.

Aku kira ini sudah benar aku lakukan sampai aku sadar, ini belum. Ternyata aku belum.
Walaupun tangan sudah benar-benar terbuka untuk melepaskan. Ternyata hati masih saja suka bicara seenaknya.

Misalnya gini, "kenapa mesti gini, padahal aku pingin, kenapa aku yang mengalami ini, terus kapan aku bisa dapat apa yang aku pingin, kenapa mesti ngalah, aku juga pingin merasakan apa yang orang-orang rasakan."

Aku masih harus banyak belajar. Karna ketika ada ikhlas didalamnya, dia tidak akan sanggup bicara begitu.

Mungkin pertama kedua masih begitu. Nggak apa. Lakukan aja terus, lama-lama juga dia akan bosan bicara. Harapanku sih gitu.

Maksudku ketika hatimu kadang masih mengeluh, biarkan. Teruslah berusaha berbuat baik, lama-lama dia akan bosan mengeluh dan mengikuti keadaan.

Terusin. Jangan setengah-setengah.
Kalau kamu sudah memilih melepaskan, maka lepas jangan sisakan. Kalau kamu ingin dapatkan maka usaha giat bukanlah sesuatu yang berlebihan.
Jangan ingin dapatkan tapi dilepas. Terus ngeluh belakangan.

Ini nih.

Read More

Kamis, April 05, 2018

Bikin Good Mood

"When was the last time you did something for the first time?"
Begitu kira-kira kutipan buku yang pernah aku baca.

Lalu aku jawab, hari ini!
Ya first time makan kreco. Kreco bikin good mood!

Seru pas makannya karna mesti di susrup gitu. Maksudku dihirup sampai keluar isinya terus dimakan. Lucu.
Enak rasanya, ada pedes-pedesnya, apa karna yang masak jago, jadi enak. Bisa jadi.

Apa yang istimewa dari kreco menurutmu?
Tampilan nggak seberapa bagus, tapi hewan kaya kalsium dan protein ini lumayan menarik perhatian. Apalagi cara makannya. Itu sih menurutku, kalau menurutmu beda juga nggak apa.

Beberapa orang melihatnya sebagai hewan yang mudah ditemukan dan dapat menghasilkan pendapatan.
Beberapa orang memanfaatkannya sebagai obat wasir yang berguna dan bersyukur karna hewan ini ada di sawah dekat rumahnya.
Beberapa orang enggan menyentuh malah menjerit ketika tidak sengaja menginjaknya.
Beberapa orang suka bentuknya untuk difoto.
Beberapa orang kenyang karna makan sedikit banyak hewan ini bisa mengisi perut.
Beberapa orang sisanya masih saja suka usil dan kepo urusan orang lain.

Tapi masih manusiawi, semuanya wajar kok. Jangan terlalu ambil pusing dengan kegiatan orang lain. Mari rangkai kegiatan sendiri. 

Berdua juga boleh.



Read More

Rabu, April 04, 2018

Apa

Apa yang kau lihat dari kupu-kupu terbang?
Caranya terbang dengan kepakan sayapnya atau motif indah pada sayapnya?
Atau semangatnya dalam usaha mengepakkan sayapnya?

Apa indahnya kupu-kupu dengan sayap seindah apapun kalau tak ada ruang untuknya terbang.

Read More

Kapan Pertama Kalimu?

"When was the last time you did something for the first time?"
Gitu kira-kira kutipan buku yang pernah aku baca.

Ya, this is my first time teman.
Pertama kali ikutan naik gunung. Ketemu orang-orang dari yang nggak pernah juga, sama kayak aku sampai yang keliatan sudah sering naik gunung, juga yang benar-benar pengalaman naik gunung.
They looks awesome.

How do you feel vik?
Oke, senang. Haha
Dari persiapan, perjalanan berangkat, sampainya disana, sampai perjalanan pulang. Aku dapat banyak hal. Nggak hanya 'feel' yang aku dapat tapi juga hal-hal nyata dari semua prosesnya.
Selain pengalaman baru, teman baru, latihan fisik biar jadi kuat. Walaupun kalau sekali mah nggak ngaruh juga vik 

Kalau pagimu setelah mandi dan sarapan lalu bersiap pakai seragam. Jalan santai sepanjang perjalanan sambil merangkai 'apa yang dikerjakan pertama kali' sesampai di pabrik.

Sesekali kamu boleh menunda mandi pagimu. Meghirup udara lembab, memandang potongan bumi dan matahari terbit dari atas dengan kabut samar-samar. Tanpa seragam namun dengan kompor portable memasak mie instan, tempe goreng, dan nasi yang agak keras. Minum kopi hangat bersamaan udara sejuk dan obrolan tak buruk.

Boleh.

Kalau siangmu biasa menunggu waktu istirahat, lalu makan siang disambi main hape dan kepoin instastory teman baik sampai orang lain. Kadang telfon dan videocall-an. Ngobrol lesehan diruangan dengan dingin AC.

Sesekali kamu boleh berjalan disiang harimu, merasakan menunggu kawan yang masih berjalan dibawah dan merasakan ditunggu dengan nafas terengah. Saling sapa dalam perjalanan dengan siapapun. No sosmed, yang ada air putih beberapa botol yang diminum sedikit-sedikit selama perjalanan. Ngobrol sambil jalan dengan dinginnya dataran tinggi namun badan berkeringat.

Boleh.

Kalau malammu sudah jadi akhir yang melelahkan setelah banyak gawe. Lelah fisik dan batin. Kemudian memutuskan untuk main hape lagi nggak hanya liat story instagram tapi juga story WA, balas chat sambil tidur-tiduran dengan tv yang menyala hingga lama-lama tidur beneran.

Sesekali kamu boleh melewatkan sosmedmu lagi untuk memandang langit malam indah dengan beberapa bintang. Sulit tidur karna kedinginan dan berisik orang banyak mengobrol, bercanda, bernyanyi, hingga mengaji. Haha ternyata banyak juga kegiatan orang di atas. Kalian super!

Dan aku nggak perlu menjelaskan ada tawa diantaranya. Karna itu sudah otomatis.

Let yourself fun!

Walaupun capek. Iyaiya. Kaki sedikit lecet dan pegel. Badan juga, efek beberapa kali kepeleset. Ngantuk berat sampai kulit berubah mbulak dan tambah matang. It's okay, karna kita manusia nggak perlu selalu putih kayak patung di kaca-kaca deptstore yang mesti didandani cantik, ganteng terus dengan tampilan stylish. Dan diam tak bergerak.
Hehe. Nggak apa-apa kok.

Sepulang dari gunung penanggungan, dan saya masih sehat. Alhamdulillah.
Thanks juga buat teman-teman. Wati, Dilan, Anhar, dan mas kembar. 
 






Read More

Jumat, Maret 30, 2018

Paling Ujung-ujungnya...

Beberapa orang hobi membaca dan kadang suka kalap ketika ada acara booksale besar yang memancing mereka untuk membeli banyak buku.
Kemudian aku mengirim foto seseorang (dengan banyak buku ditangan) kepada seorang teman, Mbak Diani namanya hingga terbentuklah obrolan.

MD : Paling ujung-ujungnya untuk berkumpulnya debu dari tak terlihat sampai menebal menutupi indahnya cover buku.

V    : Dan mungkin lama-lama membeku tertutup debu hingga waktu berlalu tak kunjung tersentuh dan muncul jenuh dalam lubuk si buku.

MD : Lamanya tertutup debu jadi tak diinginkan, diabaikan lalu dibiarkan sampai-sampak lupa dan hilang seiring uban yg mulai tumbuh beriringan, lebat dan tanda menua mulai dekat.

V   : Menua dengan pikiran entah kapan maut menjemput, mencoba merapikan hal dan barang masa mudanya, hingga pandangannya terarah pada buku, raut haru, rindu pun tumbuh, bahkan untuk hal yang belum pernah ia sentuh.

MD : Kembali pada buku yg sudah usang diusap seperti bayi yg baru lahir, dibuka perlembar demi lembar tercium aroma kulit pepohonan lalu imajinasi mulai bermain seakan-akan berada ditengah-tengah hutan sendiri sepi dan sunyi.

V   : Sejenak ia tenggelam dalam hutan yang ia ciptakan dalam angannya. Hingga sampai pada halaman berikutnya, jiwanya semakin tenggelam dalam cerita buatan manusia, melupakan kesendirian, menghadirkan sosok nyata seakan ia bagian dari apa yang ia baca, larut dalam cerita, larut dalam malam.

Benar-benar larut dalam malam dan setiap orang memang butuh tidur. Obrolan selesai karna tak ada balasan. Ya mungkin dia tidur.
Hehe, bukan niat buruk aku mengetiknya ulang disini. Bukan untuk memberatkan yang suka beli buku dan dibaca langsung habis. Ataupun yang suka beli buku lalu dianggurin dulu.
Mereka sama-sama indah dengan caranya. Karna ketika buku itu sudah menjadi milikmu, kamu punya otorisasi pada buku itu untuk mau kamu apa-kan.

😊

Read More

Social Profiles

Twitter Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

Download

Apapun proses yang tengah kamu jalani, percaya deh! Kamu hebat :)

Popular Posts

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

Angka Hoki

Cari Blog Ini

Translate

Laman

BTemplates.com

About

Copyright © Here I Am | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com